Komoditas Grains Melempem Akibat Kondisi Cuaca yang Untungkan Tanaman

Pada akhir perdagangan di bursa CBOT dini hari tadi harga jagung berjangka mengalami penurunan yang signifikan (8/4). Harga jagung berjangka melempem untuk pertama kalinya dalam tiga sesi di tengah outlook bahwa kondisi cuaca yang lebih hangat akan mendorong naiknya panen di Amerika Serikat. Harga kedelai juga tampak mengalami penurunan seiring dengan harga jagung.

Suhu udara di kawasan penenaman jagung dan kedelai di daerah Midwest diperkirakan akan mengalami kenaikan dan kelembaban akan turun. Kondisi tersebut akan menguntungkan bagi tanaman-tanaman yang berada dalam fase pertumbuhan saat ini. Harga jagung telah mengalami rally sebesar 18 persen tahun ini dan pekan lalu sempat menyentuh level paling tinggi sejak bulan Juli yang lalu.

Harga jagung berjangka untuk kontrak Mei mengalami penurunan sebesar 0.5 persen dan ditutup pada posisi 4.9925 dollar per bushel dini hari tadi. Harga jagung mengalami penurunan pertama sejak tanggal 2 April lalu.

Sementara itu harga kedelai berjangka untuk kontrak Mei mengalami penurunan sebesar 0.6 persen dan ditutup pada posisi 14.6425 dollar per bushel. Harga kedelai tersebut mengalami kenaikan sebesar 13 persen tahun ini.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga grains pada perdagangan selanjutnya akan cenderung mengalami peningkatan terbatas. Kondisi cuaca masih memegang peranan penting terhadap pergerakan harga komoditas jagung dan kedelai tersebut.

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN                       

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*