Komoditas energi semakin meredup

JAKARTA. Sepanjang tahun 2014, harga komoditas energi babak belur. Harga minyak dan batubara sama-sama anjlok. Pada tahun depan, prospek harga kedua komoditas ini diperkirakan belum membaik.

Mengawali tahun 2014, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dibuka di harga US$ 89,36 per barel. Sedangkan Senin (22/12) pukul 17.00 WIB, harga WTI di bursa Nymex pengiriman Februari 2015 naik 0,5% dari perdagangan sebelumnya menjadi US$ 57,41 per barel. Dalam sebulan, harga terpangkas 25%. Sedangkan dalam setahun sudah menyusut 35,7%.

Nasib batubara tak jauh berbeda. Harga si hitam di awal tahun US$ 84,5 per metrik ton. Ini sekaligus menjadi level tertinggi tahun ini karena selanjutnya harga terus tergerus. Pada Jumat (19/12), harga batubara ICE Futures pengiriman Maret 2015 senilai US$ 62,9 per metrik ton atau naik 0,16% ketimbang hari sebelumnya. Setahun, harga sudah turun 25,56%.

Perlambatan ekonomi global, terutama di China, sebagai pengguna terbesar menjadi tekanan paling berat bagi komoditas energi. Permintaan komoditas menurun dan pasokan melimpah. Sentimen negatif kian bertambah karena indeks dollar AS kian perkasa di tengah goncang-ganjing isu kenaikan suku bunga The Fed. Komoditas energi yang dijual dalam dollar AS tak berdaya.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, memperkirakan, hingga pertengahan tahun 2015, harga minyak masih tertekan. Secara fundamental, ekonomi China masih melambat. Di sisi lain, produsen minyak masih enggan memangkas produksi. “Di bulan Januari 2015, saya memprediksi harga minyak di US$ 45–US$ 56 per barel,” ungkap Ariston.

Untuk harga batubara, analis dan Direktur Equilibirium Komoditi Berjangka Ibrahim memprediksi, harga akan jatuh lagi seiring penurunan harga minyak. China belum pulih. Sedangkan indeks dollar AS bakal terus menguat, di tengah ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed.

Prediksinya harga batubara tahun depan bergulir di kisaran US$ 50–US$ 60 metrik ton. Namun di 2016, ada potensi harga batubara membaik karena krisis mulai berakhir dan ekonomi global tumbuh.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*