Kisruh OPEC, Harapkan 30 November Akan Dicapai Kesepakatan Yang Solid

Lonjakan harga minyak bila OPEC sukses untuk memangkas produksi bisa padam karena pasokan melonjak kembali, menurut kepala Badan Energi Internasional.

Jika anggota OPEC sepakat untuk membatasi pasokan pada pertemuan mereka pekan depan, harga bisa naik sampai $ 60 per barel dan memicu lonjakan output global, terutama dari AS, produsen minyak dari bahan shale, demikian pernyataan Fatih Birol, direktur eksekutif IEA yang berbasis di Paris, yaitu saat di wawancarai Bloomberg Television. Meningkatnya produksi akibat harga minyak naik bisa menempatkan tekanan pada harga lagi dalam waktu sembilan bulan sampai satu tahun.

Minyak mentah Brent, patokan global, telah kembali pulih sekitar 10 persen dari terendah tiga bulan di awal bulan ini dimana minyak diperdagangkan di harga yang mendekati US $ 50 per barel sampai ke tanggal 30 November mendatang saat pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak di Wina, di mana para menteri akan mencoba untuk menerapkan pembatasan pasokan yang pernah dibahas pada pertemuan akhir September lalu. Harga minyak di Bursa Berjangka London, diperdagangkan di $ 49,02 per barel pada 07:18 di London.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah, harga minyak menurun selama tiga tahun berturut-turut yang dampaknya akan terasa lebih besar dalam waktu beberapa tahun.
Produksi minyak mentah AS mencapai puncaknya pada bulan Juni tahun lalu, ketika negara tersebut menghasilkan rata-rata 9.610.000 barel per hari, tapi sejak saat itu turun sekitar 10 persen menjadi 8,69 juta barel per hari.

Perjanjian OPEC

OPEC mencapai kesepakatan awal di Algiers pada 28 September untuk mengurangi produksi kolektif yaitu sebanyak 32.500.000-330.000.00 barel per hari, dibandingkan dengan perkiraan kelompok 33,6 juta pada bulan Oktober. Irak berkeberatan dengan kesepakatan tersebut demikian pernyataan Perdana Menteri Iran, Haider Al-Abadi yang mendesak pengecualian untuk Iran.

IEA memperingatkan awal bulan ini bahwa harga bisa mundur jika OPEC gagal untuk memberlakukan pemotongan produksi yang “signifikan”.

Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*