Ketidakpastian Global dan Devaluasi Yuan Picu Penguatan Harga Emas

Chicago– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange (Nymex) ditutup menguat pada Selasa waktu setempat (11/8) atau Rabu pagi WIB dalam empat hari berturut-turut, di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$ 3,6 (0,33 persen) menjadi di US$ 1.107,70 per ounce.

Emas pada Selasa mendapat dukungan dari meningkatnya ketidakpastian ekonomi dunia, setelah yuan Tiongkok turun tajam karena negara itu sengaja melemah nilai tukarnya terhadap dolar AS (devalusi).

Bank sentral Tiongkok, People’s Bank of China (PBoC), mendevaluasi mata uang yuan yang menyebabkan nilainya jatuh ke rekor terendah sejak April 2013, sebagai bagian langkah reformasi pasar bebas. Tujuannya untuk meningkatkan nilai patokan yuan agar lebih mencerminkan pasar nilai tukar yuan Tiongkok dan dolar AS.

Setelah perubahan, tingkat paritas tengah yuan melemah tajam menjadi 6,2298 terhadap dolar AS dibandingkan dengan 6,1162 pada Senin (11/9) atau turun hampir 2 persen.

Emas berada di bawah sedikit tekanan ketika Indeks Dolar AS naik 0,1 persen menjadi 97,29. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sejumlah mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Perak untuk pengiriman September turun 0,8 sen (0,05 persen) menjadi ditutup pada US$ 15,284 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$ 2,5 (0,25 persen) menjadi US$ 992,30 per ounce.

/WBP

Antara


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*