Kenaikan Suku Bunga Fed Jadi Derita IHSG Sepekan

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, IHSG menderita pelemahan 1,85%. Pemicunya adalah Gubernur The Fed, Janet Yellen yang menyatakan rencana untuk menaikkan suku bunga acuannya akhir 2015.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 98,77 poin (1,85%) ke angka 5.216,38 pada pekan yang berakhir Jumat (29/5/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 5.315,15.

“Seiring sentimen negatif dan aksi profit taking, IHSG gagal lanjut naik dan berbalik melemah,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (31/5/2015).

Laju IHSG bergerak sesuai perkiraan sebelumnya di awal pekan di mana memiliki potensi pembalikan arah melemah seiring dengan berbaliknya pelaku pasar melakukan aksi jual setelah terimbas pelemahan di sejumlah bursa saham global. “Itu karena tersengat pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen, di luar the Federal Open Market Committee (FOMC) terkait dengan rencananya untuk menaikkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini,” ujarnya.

Di hari berikutnya, technical rebound mewarnai laju IHSG yang mampu bergerak naik melampaui estimasi akan terjadinya pelemahan. “Padahal dari chart sebelumnya telah mengindikasikan akan terjadinya peluang pelemahan,” papar dia.

Bahkan laju rupiah, juga tidak memberikan sentimen positif di mana masih cenderung melemah seiring dengan masih kuatnya laju dolar AS. “Tetapi, meningkatnya aksi beli, terutama didukung aksi beli asing membuat laju IHSG mampu mengesampingkan peluang pelemahan tersebut,” ucapnya.

Dengan masih berlanjutnya kenaikan pada laju bursa saham Asia dan diiringi ekspektasi positif terhadap peluang kenaikan rating (pasca kenaikan outlook), hingga ekspektasi akan perbaikan moneter setelah adanya aturan relaksasi Loan to Value (LTV) dan GWM-LDR turut membawa angin segar pada IHSG. “Pasca IHSG mengalami technical rebound sehari sebelumnya, laju IHSG bergerak melemah seperti yang kami perkirakan sebelumnya seiring pelemahan laju pasar saham AS yang turut mempengaruhi hasrat untuk melakukan ambil untung,” tuturnya.

Laju bursa saham AS sebelumnya bergerak sesuai perkiraan di mana bergerak cenderung melemah seiring meningkatnya laju dolar AS dan ditambah rilis durable goods order, markit services PMI, hingga home price index yang tidak sesuai harapan pelaku pasar, turut menambah sentimen negatif. “Belum ada sentimen yang cukup positif di pasar untuk gerakkan naik IHSG,” kata dia.

Sempat terjadinya aksi jual asing (meski kembali mencatatkan nett buy) dan serta kembali melemahnya laju rupiah turut mempengaruhi pelemahan IHSG. “Laju IHSG pun terimbas pelemahan sejumlah bursa saham Asia dan pelaku pasar memanfaatkan kondisi tersebut untuk kembali melanjutkan aksi jualnya,” papar dia.

Meski laju rupiah mampu berbalik naik setelah laju kenaikan dolar AS mulai mereda, belum dapat memberikan sentimen positif bagi IHSG. “Apalagi asing juga kembali masih mencatatkan nett sell sehingga menambah derita IHSG,” ucapnya. “Pelemahan masih berlanjut di akhir pekan.”


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*