Kalau Dolar Makin Kuat, Minyak Bisa Anjlok ke US$ 20/Barel

Jakarta -Penguatan dolar AS bisa membuat harga minyak dunia makin tertekan, bahkan hingga US$ 20/barel.

Analisa Morgan Stanley, yang dilansir dari CNN, Rabu (13/1/2016), setiap dolar AS menguat 5%, maka harga minyak bisa tertekan 10%-25%. Artinya penurunannya bisa mencapai US$ 8/barel.

Saat ini, harga minyak diperdagangkan di sekitar US$ 31/barel, atau tingkat terendahnya dalam 12 tahun terakhir. Penurunan harga minyak sudah hampir 20% sejak awal tahun ini. Sementara sejak tingkat teringginya di atas US$ 100/barel pada Juni 2014, harga minyak dunia saat ini sudah turun sekitar 70%.

Para analis menyebut, penurunan ini disebabkan oleh melimpahnya pasokan minyak dunia, sementara permintaan lesu akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.

Namun, laporan dari Morgan Stanley menyebutkan, penguatan dolar yang terjadi di 2015 juga menjadi pemicu jatuhnya harga minyak.

International Energy Agency memperkirakan pasokan minyak dunia masih tetap akan melimpah tahun ini. Bila dolar AS ikut menguat, maka harga minyak bisa makin tertekan.

“Penguatan lanjutan dolar AS bisa membuat minyak berada di US$ 20-US$ 25/barel,” demikian bunyi analisa Morgan Stanley.

Jadi, penguatan dolar bisa membuat harga minyak makin mahal untuk negara di luar AS. Ini akan mempengaruhi permintaan dan harga. Penguatan dolar AS juga erat kaitannya dengan langkah China yang dengan sengaja melemahkan mata uang yuan. Sejak Agustus 2015, yuan telah jatuh 6%.

(dnl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*