Kado Pahit Rupiah di Penghujung Tahun

INILAHCOM, Jakarta – Di tutup tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi cukup dalam di banding beberapa mata uang di Asia. Mata uang Garuda ini terkoreksi 10,11% ke level Rp 13.795 per US$.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak disebabkan faktor eksternal. Di antaranya adalah penguatan mata uang negeri Uncle Sam serta pulihnya perekonomian global.

“Kalau terkait nilai tukar, beberapa hari ini, terjadi penguatan atas dolar AS. Penguatan ini lebih karena faktor perkembangan global,” kata Agus di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Agus menambahkan, selain membaiknya perekonomian dunia, tidak diikuti perkembangan harga komoditi seperti minyak dunia yang terus merosot. Hal inilah yang memengaruhi nilai tukar rupiah ke arah negatif.

“Ketika harga minyak dunia yang terus jatuh, dikhawatirkan memicu komoditi lainnya ikut jatuh. Saat ini, harga minyak mentah turun dan juga komoditi tambang juga turun. Hal ini mengkhawatirkan, diperkirakan dolar AS akan terus menguat,” ungkap mantan menkeu era Presiden SBY itu.

Meski terus merosot, mantan Dirut Bank Mandiri ini berpendapat, nilai tukar rupiah masih lebih baik di banding mata uang negara ASEAN.

“Sebetulnya, hampir mata uang di semua negara tertekan. Di Indonesia, volatilitasnya masih terjaga. Negara lain, tekananannya lebih besar, seperti Malaysia dan Thailand,” papar Agus. [ipe]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*