Jokowi vs Prabowo Ketat, Pasar Wait and See

Jakarta -Beberapa waktu lalu, lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA mengadakan survei untuk menentukan elektabilitas dua pasang capres-cawapres, Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Hasilnya, pilpres 9 Juli mendatang diperkirakan berjalan sengit.

Survei mereka menyebutkan bahwa elektabilitas Jokowi-JK adalah 35,42%. Sementara pasangan Prabowo-Hatta punya elektabilitas 22,75%.

“Kedua pasangan ini punya peluang menang yang sama karena masih ada 41,83% yang belum menentukan pilihan,” kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA, Ardian Sopa, di kantornya di Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Selasa (20/5/2014).

Hasil survei tersebut menggambarkan bahwa “pertarungan” antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta akan berlangsung sengit. Ini pun berpengaruh kepada para pelaku pasar.

Beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung melemah. Bahkan hari ini dolar diperdagangkan mendekati level Rp 12.000.

Selain respons investor atas neraca perdagangan April yang mencatat defisit US$ 1,9 miliar, ternyata ketidakpastian politik juga ikut mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.

“Politik memang masih aman. Tapi sekarang pelaku pasar tidak tahu siapa yang akan memang di pilpres,” ujar Juniman, Kepala Ekonom BII, ketika berbincang dengan detikFinance, Selasa (3/6/2014).Next

(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*