Jelang Lebaran, Penjualan Bedug Bermunculan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bedug Lebaran menjadi salah satu komoditi dagang yang dilirik konsumen tiap menjelang perayaan Idul Fitri. Bedug mulai dari ukuran kecil sampai sedang, kini mulai banyak dijajakan pedagang di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dan juga Kayu Manis, Jakarta Timur.

Harga berdug bervariasi, mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 1.200.000, tergantung ukuran dan kualitas yang diinginkan dari bedug tersebut. Suleman, salah satu pedagang bedug mengaku baru dua hari ini menjajakan bedug di Jl HR Fachrudin, Tanah Abang. “Saya jualan bedug baru dua hari ini karena sudah mulai mendekati Lebaran,” ujar warga Kebon Melati, Tanah Abang.

Jualan bedug, menurutnya, hanya dagangan musiman yang dilakukan tiap bulan puasa. “Sebenarnya saya jualan bedug sudah sejak tujuh tahun lalu, tapi cuma tiap bulan puasa saja,” tambah ayah dari empat anak.

Meskipun hanya berdagang musiman, cukup lumayan hasilnya. “Tiap musim, saya biasanya menjual sekitar 50 sampai 90 bedug dari berbagai ukuran,” ujar Suleman yang juga ahli membuat bedug sendiri dibantu istri dan anaknya.

Bedug yang diproduksi Suleman maupun sejumlah pengrajin lainnya umumnya dari bahan baku drum atau kaleng besar dan kulit kambing, Sabtu (11/7). Untuk membuat bedug ukuran kecil, Suleman membutuhkan dana sekitar Rp 70 ribu dan dijual seharga Rp 150 ribu.

Untuk memproduksi bedug ukuran sedang, pengrajin menghabiskan modal sekitar Rp 300 ribu dan dijual seharga Rp 700 ribu. Untuk pemasarannya, Suleman memajang bedug di pinggir jalan, ditunggunya bergantian dengan istri. “Alhamdulillah, tiap menjelang Lebaran, saya bisa mengantongi keuntungan dari bedug lebih dari Rp 7 juta. Lumayan buat Lebaran anak-anak,” ungkap Suleman yang sehari-hari jualan buah-buahan di Pasar Tanah Abang.

Menurutnya, pembelinya dari kalangan majelis taklim, remaja masjid, karang tarunan, maupun anak muda yang ingin menyemarakkan perayaan Idul Fitri dengan menabuh bedug di lingkungan masing-masing. Di sisi lain, Munarwan, pedagang bedug dan juga kambing di samping lintasan kereta api di Utan Kayu, Pisangan Baru, Jakarta Timur memang berpijak pada usaha tersebut.

Suleman sejak lama sudah berjualan sejak 25 tahun lalu. Penghasilan terbesarnya adalah saat Lebaran Haji dan Lebaran Idul Fitri seperti saat ini. “Ya, Alhamdulilah saya dan keluarga bisa bertahan dari berusaha seperti ini. Pemasukannya terbilang cukup untuk membiayakan semuanya dari sekolah anak dan perlengkapan dapur dan lainnya,” papar Munarwan saat diwawancara.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*