Jakarta Kyoei Steel Tawarkan Utang Jadi Saham

INILAHCOM, Jakarta – PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) menawarkan Debt to Equity Swap untuk mengkonversi utang Perseroan kepada AbascaFinancial Limited singapore menjadi penyertaan modal.

Perseroan beralasan secara finansial tidak mampu untuk memenuhi kewajiban utang. Perseroan telah mengalami akumulasi defisit ekuitas sebesar Rp523,26 miliar. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Selasa (6/6/2017).

Sementara total utang kepada lnvestor tersebut telah melampaui total asset perseroan yang hanya berjumlah Rp279,18 miliar. Sampai dengan saat ini rencana Debt to Equity swap tersebut belum dapat dilaksanakan, karena belum terjadi kesepakatian antiara Perseroan dengan pihak lnvestor mengenai pihak-pihak yang harus menanggung beban biaya atas terjadinya transaksi tersebut.

Pada akhir tahun 2016 Total Aset Perseroan berjumlah Rp273,18 miliar, yang terdiri dariAset Lancar Perseroan berjumlah Rp117,12 miliyar dengan akun yang material berupPiutang Usaha pihak Ketiga Rp9,52 miliar.

Piutang usaha kepada pihak yang berelasi Rp.71,48 milyar serta Persediaan berjumlah Rp20,40 miliar. Aset Tidak Lancar berjumlah Rp156,06 miliar, dengan perincian akun yang material terdiri dari piutang Lain-lain kepada pihak yang berelasi Rp63,26 miliar.

Aset Pajak Tangguhan Rp39,02 miliar serta Asset Tetap Rp45,20 miliar. Kewajiban dan Kekurangan Modal berjumlah Rp273,18 miliar, yang terdiri dari Kewajiban Lancar Rp61,30 miliar, diantaranya sebesar Rp22,30 miliar merupakan utang usaha kepada pihak yang berelasi.

Kewajiban Tidak Lancar Rp653,63 miliar, diantaranya hutang kepada pihak Abasca Financial Limited Singapore berjumlah Rp638,09 miliar. Kekurangan Modal berjumlah Rp441,75 miliar, yang terdiri dari akun yang material berupa Modal Saham Rp81,51 miliar dan Akumulasi Defisit Equitas Rp523,26 milar.

Perseroan memperoleh penghasilan bruto yang berasal dari penjualan produk besi betonsebesar Rp256,23 miliar atau naik 78,680/o dari tahun sebelumnya dan menghasilkankerugian kotor sebesar Rp5,41 miliar dan menderita kerugian bersih sebesar Rp2,89 miliar.

Perseroan menjual seluruh produknya yang berupa baja tulangan beton hanya ke pasar dalam negeri saja. Kendala yang dihadapi Perseroan dan industri besi baja dalam negeri lainnya adalah menurunnya daya saing Perusahaan karena masuknya produk dan berdirinya pabrik sejenis dari China dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien.

Kegiatan bisnis JKSW meliputi industri dan perdagangan besi beton. Kegiatan usaha utama JKSW adalah bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan besi beton dengan jenis baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton ulir.

Para pemegang saham perseroan antara lain PT Devisi Multi Sejahtera (30,56%) dan PT Matahari Diptanusa (28,67%).

Harga saham saat ini di Rp70 per saham. Dalam setahun terakhir harga saham JKSW di Rp91 per saham pada penutupan 5 Mei 2017. Untuk harga terendah di Rp56 per saham pada penutupan 30 Agustus 2016.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*