Isyarat Yellen mengadang window dressing

JAKARTA. Sepertinya, aksi window dressing demi mempermanis portofolio tahun ini akan dibayang-bayangi sentimen Federal Reserve atau The Fed. Gubernur The Fed Janet Yellen sudah menyalakan sinyal akan menaikkan suku bunga di Desember nanti.

Ditambah lagi, penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian per Oktober jauh melebihi perkiraan. “Usaha window dressing para manajer investasi tak akan terlalu besar,” kata Alfred Nainggolan Kepala Riset Koneksi Capital, kemarin.

Ada kemungkinan, window dressing tahun ini akan menyamai kejadian tahun 2011 yang cuma naik sedikit. “Window dressing ketika tekanan jual besar akan percuma,” kata Alfred.

Alfred memperkirakan, aksi window dressing terjadi di pekan pertama dan kedua Desember. Analis LBP Enterprise Lucky Bayu memperkirakan, aksi window dressing mulai 15 November-10 Desember.

Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat, ada tiga pelaku yakni aset manajemen, pemerintah dan emiten. Ketiganya perlu memoles kinerja agar mengkilap di akhir tahun.

Pasar menanti Federal Open Market Committee (FOMC) pada 15-16 Desember. “Jadi kita memang harus menunggu peluang window dressing di pasar,” ucap Hans. Aksi window dressing akan berisiko jika hasil FOMC di luar perkiraan.

Hans memperkirakan, The Fed akan mengerek bunga 5-15 basis poin. Alfred memperkirakan, kepastian naiknya suku bunga The Fed Desember berpeluang memperkuat IHSG. Ini karena risiko ketidakpastian The Fed berakhir.

Tapi di sisi lain, menjelang FOMC, IHSG akan tertekan, diiringi keluarnya dana asing.

Sedangkan Lucky merasa The Fed tak akan mengerek bunga bulan depan. Lucky melihat, ruang penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate 25 basis poin ke 7,25%. “Kalau Fed menahan suku bunga, diharapkan BI rate turun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan stimulus penurunan suku bunga kredit,” ucapnya.

Lucky mengatakan, saham pilihan dalam window dressing bisa jadi ANTM. Ini karena pemerintah memilih ANTM mengambil saham PT Freeport Indonesia.

Ia juga melihat, saham ASII sebagai target window dressing. Ini lantaran saham ASII menguji valuasi terendah di Rp 5.900 dan sudah kembali menguat.

Hans mencermati, window dressing melanda saham berkapitalisasi besar dan blue chips. Seperti TLKM, BMRI, BBRI, BBCA, ASII, BBNI, SMGR, PGAS, UNVR, INDF, ICBP, CPIN, dan KLBF.

Hans memprediksi, tahun ini IHSG tutup di 4.700-4.800. Lalu Lucky bilang, aksi window dressing dapat memicu IHSG tutup 4.750. Alfred memperkirakan, IHSG akan tutup di 4.800.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*