Investor Wajib Kuasai Pasar sebelum Bertransaksi

INILAHCOM, Semarang – Perusahaan berjangka PT Valbury Asia Futures berupaya memastikan para investor telah menguasai kondisi pasar sebelum bertransaksi di perdagangan berjangka.

“Untuk memudahkan investor mengetahui kondisi pasar ini kami meluncurkan aplikasi valbury apps,” kata Regional Director PT Valbury Asia Futures Robi Thera di Semarang, Rabu (22/3/2017).

Dia mengatakan melalui valbury apps yang dapat diunduh dari telepon seluler sistem android, para investor dapat mengetahui kondisi pasar untuk selanjutnya digunakan sebagai bekal bertraksaksi.

“Melalui aplikasi ini, para investor dapat mengetahui kondisi pasar di seluruh dunia. Investor dapat mengetahui peluang seperti apa yang sedang terjadi di perdagangan berjangka,” katanya.

Selain itu, peluncuran valbury apps juga dapat menghindarkan investor dari tawaran investasi bodong yang hingga saat ini masih kerap kali terjadi.

“Pada dasarnya karena investor sudah memahami kondisi pasar tersebut, mereka bisa bertransaksi sendiri. Tidak lagi tergiur oleh investasi bodong yang salah satunya mengatasnamakan perusahaan berjangka,” katanya.

Robi mengharapkan dengan adanya aplikasi tersebut meningkatkan jumlah transaksi yang dilakukan oleh para investor Valbury.

“Kalau targetnya tahun ini total transaksi bisa mencapai 10.000 lot/bulan. Ini meningkat dari tahun lalu yang masih di kisaran 6.000-7.000 lot/bulan,” katanya.

Selain itu, dari sisi jumlah investor diharapkan juga dapat meningkat. Jika tahun lalu jumlah investor aktif Valbury khusus di Jawa Tengah sekitar 350 investor, hingga akhir tahun ini diharapkan dapat meningkat menjadi 500-550 investor.

“Pada dasarnya saat ini merupakan momentum yang tepat untuk berinvestasi di perdagangan berjangka karena harga komoditas sedang mengalami kenaikan,” katanya.

Robi mengatakan untuk transaksi emas dan minyak saat ini tumbuh 10 persen.

Sejauh ini, dia mengatakan khusus di Jawa Tengah transaksi di perdagangan berjangka untuk komoditas emas berkontribusi 50 persen dan diikuti oleh komoditas minyak 30 persen, sedangkan sisanya transaksi di valuta asing.

Menurut dia, valuta asing memberikan kontribusi paling rendah karena kondisi pasar global yang juga belum sepenuhnya stabil, terutama di Amerika Serikat.

“Masih banyak investor yang mengkhawatirkan kepemimpinan presiden baru Amerika Serikat sehingga mereka lebih memilih investasi di komoditas,” katanya. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*