Investor Tetap Enggan Ambil Risiko di Bursa Asia

INILAHCOM, Tokyo – Investor bursa saham Asia bersikap hati-hati sepanjang perdagangan dan menjelang penutupan Rabu (8/3/2017). Investor enggan mengambil risiko dengan melemahnya Wall Stret dan menunggu kebijakan baru Fed pekan depan.

Mengutip dari marketwatch.com, pasar terus terikat selama berminggu-minggu karena para trader masih menunggu pemberitahuan lebih lanjut mengenai outlook kebijakan moneter dan fiskal Amerika.

Nikkei Stock Average turun 0,5%, pembukaan lebih rendah pada sesi keempat menyusul data ekonomi yang mengecewakan. Pennurunan terparaj terlihat di saham Jepang dengan 27 dari 33 topix subindex lebih rendah.

S&P / ASX 200 XJO turun 0,3% lebih rendah. Kospi Korea Selatan turun 0,1% dan Hong Kong Hang Seng Index datar.

Investor di Jepang dimungkinkan khawatir dengan kemunduran saham Amerika setelah sebelumnya memecahkan rekor tertingginya, kata Tomoichiro Kubota, analis pasar senior di Matsui Securities. Semalam, Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,1%, sedangkan S&P 5pp dan Nasdaq Composite berakhir turun 0,3%.

Ekonomi Jepang tumbuh dengan kecepatan yang lebih dari perkiraan pemerintah di kuartal keempat 2016 berdasarkan data yang dirilis hari ini. Ekonomi Jepang tumbuh dengan laju 1,2% dari kuartal sebelumnya, dibanding perkiraan pemerintah 1,0%.

“PDB Jepang sedikut mengecewakan walaupun ada sedikit peningkatan,” kata Christoffer Moltke-Leth, direktur perdagangan penjualan global di Saxo Capital Markets.

Kabar baiknya, saham Toshiba berakhir naik 3,7%, diangkat oleh laporan Nikkei bahwa perusahaan elektronik China Midea tertarik untuk berinvestasi di perusahaan semikonduktor Jepang.

saham Toshiba ini juga didukung oleh spekulasi bahwa posisi jangka pendek harus diisi ketika Toshiba meninggalkan Topix, indeks saham yang populer di kalangan investor pasif yang sering meminjamkan saham jangka pendek, kata Kobata di Matsui Securities.

Di pasar komoditas, harga minyak turun karena laporan industri sektor ini menunjukkan peningkatan cukup besar terhdapa persediaan minya Amerika. Berdasarkan data dari American Petroleum institute, persedian minyak AS naik 11,6 juta barel.

Data ini juga didukung oleh Administrasi Informasi Energi Amerika pada Selasa (7/3/2017) yang mengatakan perkiraan rata-rata output harian menjadi 9,2 juta barel dari 9 juta barel. Pada awal perdagangan Asia pagi ini, Nymex April turun 37 sen menjadi US$52,78 per barel dan Brent untuk pengiriman Mei turun 32 sen menjadi US$55,60 per barel.

Kedepannya investor masih akan terus mengawasi keputusan suku bunga European Central bank pada Kamiis (9/3/2017) yang dapat menimbulkan riak di pasar global. [hid]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*