Investor Khawatir Jokowi Tak Berkutik di DPR, Rupiah 'Lesu'

Jakarta -Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan. Selain isu kenaikan suku bunga di AS, investor juga memperhatikan perkembangan domestik yaitu pengesahan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) oleh DPRD.

Dikutip dari Reuters, rupiah pada penutupan pasar hari ini tercatat Rp 12.160 per dolar AS. Menguat dibandingkan kala pembukaan pasar yaitu Rp 12.190 per dolar AS.

Fauzi Ichsan, Ekonom Standard Chartered Bank, menuturkan isu yang beredar di kalangan investor sebenarnya lebih kepada posisi Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden dalam menjalankan pemerintahannya ke depan. Ada kekhawatiran kebijakan Jokowi terus dijegal oleh Koalisi Merah Putih sebagai mayoritas dalam DPR.

“Bagi investor internasional, intinya lebih kepada Jokowi nanti tidak akan mampu menguasai DPR. Jadi nanti Koalisi Merah Putih akan terus mengganggu pemerintahan,” tuturnya kepada detikFinance usai acara Diskusi Seleksi Menteri detik.com di Rumah Maroko, Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Fauzi mengatakan, kebijakan Jokowi yang mengarahkan pertumbuhan ekonomi pada level 7% memberikan sentimen positif kepada investor. Begitu pun dengan niat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, dinamika politik bisa menggagalkan rencana tersebut.

“Mereka analisis kemampuan pemerintahan Jokowi dalam mereformasi ekonomi,” tegasnya.

(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*