Investor Bergulat dengan Risiko Politik AS

INILAHCOM, Sydney – Saham-saham Asia melemah pada awal perdagangan Kamis, sementara dolar AS tinggal di posisi defensif karena pertarungan pemilihan presiden AS kian ketat.

Ketidakpastian atas hasil pemilihan presiden AS telah mengakibatkan S&P 500 mengalami kerugian beruntun terpanjang dalam lima tahun setelah investor beralih ke aset-aset lebih aman.

Obligasi pemerintah, emas, yen dan franc Swiss semuanya mendapat dukungan, dan bahkan prospek kenaikan suku bunga pada Desember dari Federal Reserve tidak bisa menyelamatkan dolar.

Harga minyak jatuh setelah persediaan mingguan minyak mentah AS melonjak, memicu kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.

Indeks MSCI dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang berkurang 0,1 persen pada awal perdagangan, sementara pasar Australia kehilangan 0,5 persen.

Pasar Tokyo ditutup untuk liburan, yang kemungkinan Nikkei akan tertekan keras oleh meningkatnya yen.

Penyempitan hasil jajak pendapat telah menyebabkan pasar mempertimbangkan kandidat Partai Republik Donald Trump yang lebih berisiko lebih mungkin mengalahkan saingannya Hillary Clinton dari Demokrat, mungkin mengingatkan gejolak setelah keputusan mengejutkan Brexit.

Rata-rata jajak pendapat yang disusun oleh situs RealClearPolitics menunjukkan Clinton hanya unggul 1,7 persen atas Trump secara nasional pada Rabu, dengan 47 persen dukungan kepadanya menjadi 45,3 persen.

Tapi jajak pendapat harian Reuters/Ipsos yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan Clinton di depan dengan 6,0 persentase poin antara kemungkinan pemilih.

Investor umumnya melihat Clinton sebagai yang kualitasnya telah diketahui, namun ada ketidakpastian mendalam tentang apakah kemenangan Trump mungkin berarti untuk kebijakan ekonomi, perdagangan bebas dan geopolitik AS.

“Kami tidak cukup pada titik di mana kita harus berpikir tentang makanan kaleng dan bunker kayu bawah tanah, tapi kami sedang dididik dalam memahami permaian dinamika politik di pasar keuangan,” kata Chris Weston, kepala strategi pasar di broker IG Research.

“Meskipun semua pemikiran tentang kebijakan bank sentral berubah, tren perbaikan inflasi dan perubahan ekonomi, politik mendominasi pasar di atas segalanya.” Dampak sangat buruk itu terlihat jelas di Wall Street di mana Dow pada Rabu (Kamis pagi WIB) berakhir turun 0,43 persen. Indeks S&P 500 kehilangan 0,65 persen dan Nasdaq turun 0,93 persen.

Sesi lain kerugian untuk S&P akan sama dengan rekor penurunan beberapa hari berturut-turut yang terjadi pada 2008.

Politik juga membayangi pertemuan kebijakan Fed November, di mana ia mempertahankan suku bunga tak berubah seperti yang diharapkan dan membuka pintu sedikit lebih lebar untuk kenaikan suku bunga pada bulan depan.

“Kecuali mengejutkan ekonomi global dan/atau pergolakan di pasar keuangan, kami terus mengantisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 14 Desember,” kata Peter Dragicevich, seorang analis senior mata uang dan suku bunga pada CBA.

“Kami, dan FOMC, sedang mencari siklus pengetatan untuk terus menjadi lambat dan terbatas,” tambahnya, memprediksi hanya dua kenaikan suku bunga selama 2017.

Prospek seperti pengetatan glasial tidak sedikit membantu dolar AS yang mencapai level terendah dalam lebih dari tiga minggu terhadap euro, yen, franc Swiss dan sterling.

Euro menguat menjadi 1,1097 dolar, sementara dolar memudar menjadi 103,32 yen. Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar terjepit di 97,365 turun jauh dari puncak minggu lalu 99,119.

Peso Meksiko meluncur ke terendah dalam lebih dari satu bulan di 19,4667 peso per dolar, di tengah kekhawatiran kemenangan Trump akan merugikan ekonomi lokal.

Di pasar komoditas, emas menguat pada 1.298,00 dolar AS per ounce, setelah mencapai tertingginya sejak 4 Oktober.

Minyak jatuh setelah persediaan minyak mentah AS naik 14,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 28 Oktober, jauh lebih banyak daripada 1,0 juta barel yang diperkirakan para analis.

Minyak mentah West Texas melambung 37 sen menjadi 45,72 dolar AS pada awal perdagangan Asia, tetapi itu setelah penurunan hampir tiga persen semalam.

Brent telah jatuh 1,06 dolar AS menjadi 47,08 dolar AS pada Rabu. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*