Inilah Dilema Niat Pangkas Produksi Minyak Global

INILAHCOM, New York – Harga minyak mentah tercatat melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (28/12/2016)  di perdagangan Asia dan Eropa.

Namun para pelaku pasar minyak mentah tetap menunggu realisasi komitmen mengurangi produksi minyak mentah dari anggota OPEC dan non-OPEC. Dengan transaksi elektronik di New York Mergantile Exchange (NYMEX) minyak mentah AS naik 0,5 persen ke US$54,21 per barel untuk pengiriman Februari 2017.

Jika di perdagangan AS berakhir di atas level tersebut maka akan menadi harga tertinggi ke depan sejak Juni 2015 lalu. Sedangkan minyak jenis Brent untuk pengiriman Februari 2017 naik 0,6 persen ke US$56,42 per barel, seperti mengutip marketwatch.com.

Sebagian besar pelaku pasar minyak menunggu kesediaan produsen minyak untuk memenuhi janji dalam mengurangi produksi minyak yang dimulai per 1 Januari 2017. Jika kesepakatan pada akhir November tersebut terwujud maka produsen minyak mentah harus mengurangi sekitar 2 persen.

Venezuela, anggota OPEC yang ekonominya  sangat menderita karena harga minyak yang rendah, Selasa kemarin telah berkomitmen untuk memotong 95.000 barel per hari sesuai dengan pakta tersebut.

Sementara pelaku pasar saat ini masih yakin negara-negara yang berpartisipasi akan mematuhi perjanjian tersebut. Walaupun masih ada keraguan tentang seberapa dekat dan untuk berapa lama produsen akan mematuhi kuota individu.

“Kita mungkin melihat beberapa upaya penurunan output produksi ke arah target yang lebih rendah. Meskipun orang lain juga bisa menjadi mengambil kesempatan untuk mendorong beberapa barel lebih ke pasar pada harga yang paling menarik,” kata Tim Evans, analis Citi Futures.

Selain potensi kecurangan terhadap kuota produksi, shale produksi AS juga bisa menggagalkan rencana OPEC untuk mengurangi kelebihan pasokan minyak mentah.

Berdasarkan perkiraan OPEC sendiri, pasokan minyak non-kartel pada tahun 2017 diperkirakan akan tumbuh sebesar 300.000 barel per hari. Ini bila dibandingkan dengan tahun 2016 ini, rata-rata 56.500.000 barel per hari.

Dalam jangka pendek, para pelaku pasar akan memantau data minyak mentah mingguan. Analis yang disurvei oleh S & P global Platts mengharapkan penarikan dari 1,5 juta barel per hari pada persediaan minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir 23 Desember 2016.

Persediaan minyak mentah AS akan hampir pasti berakhir 2016 lebih tinggi dari awal tahun ini,” demikian pernyataan S & P global Platts. Institusi ini terakhir mencatat persediaan AS mengalami defisit pada tahun 2013.

Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), produksi minyak AS telah naik seiring dengan harga yang lebih kuat, rata-rata 8.790.000 barel per hari. Data ini untuk pekan yang berakhir 16 Desember. Artinya, naik dari 8.430.000 barel pada pekan terakhir bulan Juli 2016.

“Tapi harapan tinggi terhadap keseimbangan minyak dunia kiat ketat di tahun depan. Mengingat perjanjian antara OPEC dan produsen non-OPEC untuk memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari. Penurunan itu bisa berarti impor lebih sedikit, tetapi dampak bersih pada stok minyak mentah AS juga akan ditentukan output domestik AS,” jelas EIA.

Data resmi pada stok minyak mentah AS dan produksi akan dirilis hari Rabu ini, waktu AS.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*