Inilah Cerita Pasar Negara Berkembang Korban Fed

INILAHCOM, New York – Tahun 2016 ini dipercaya akan memukul pasar negara berkembang atau Emerging Market (EM). Tetapi beberapa analis mengatakan justru tahun ini akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang menajubkan.

Pasar EM mendapat pukulan telak sejak 2013 saat Federal Reserve menggulirkan program pembelian aset obligasi secara besar-besaran. Beberapa negara berjuang mati-matian menyelamatkan mata uang mereka dan badai transaksi berjalan yang defisit. Mereka adalah India, Indonesia, Rusia dan Turki termasuk Indonesia yang terus disebut  the “Fragile Five.”

Pukulan berikutnya adalah anjloknya harga komoditas dan perlambatan ekonomi China. Namun saat ini beberapa negara, pertumbuhan ekonominya sudah mulai membaik. Ini terjadi pada India dan indonesia, para pejabatnya bekerja keras melakukan reformasi politik dan ekonomi.

“Ini cerita fase pertumbuhan pasar di negara berkembang. Investor yang mengincar negara berkembang terus melakukan ekspansi untuk mencari hasil investasi lebih baik,” kata Lev Riaz, analis partner modal ventura di Flin Capital seperti mengutip cnbc.com.

Indeks MSCI pasar EM sudah meningkat 1,1 persen tahun ini. Data tersebut termasuk besar untuk 2016. Bursa China anjlok di awal tahun karena data manufaktur yang lebih rendah dari perkiraan, depresiasi yan dan kebijakan baru soal pasar saham.

“Ekuitas pasar dalam kecenderungan menurun sejak 2011. Ini ditandai maraknya tren penurunan sehingga memicu valuasi dan sentimen yang memburuk,” ungkap manajer Lionstrust dan Global Fund, Patrick Cadell.

Namun di beberapa pasar saham telah menunjukkan pertumbuhan keuntungan. Ini terjadi saat di wilayah lain sangat sulit meningkatkan pendapatan.

Lebih lanjut Riaz memprediksi, pasar di Thailand, Malaysia, Turki dan Brazil cenderung akan dalam tekanan baru untuk menjaga ekonomi dalam tren pertumbuhan. Sebab investor fokus pada fundamental untuk mengarahkan harga baru.

Pasar saham berharap pertumbuhan ekonomi di EM masih bisa mengalami peningkatan. “Ekonomi akan tumbuh dengan langkah yang mereka lakukan karena itu muncul ekspektasi pasar yang ingin mendapatkan momentum tersebut,” kata manajer investasi di JPMorgan Asset Management, Emily Whiting.

Dengan isu kenaikan suku bunga Fed pada bulan Juni jelas akan berdampak pada kurs dolar AS di seluruh dunia. Sebab pergerakan dolar AS akan mempengaruhi arus modal ke pasar EM.

Beberapa investor masuk ke EM tanpa riset dan strategi yang matang sehingga banyak mengalami kerugian. “Tetapi investor yang berhasil memahami budaya lokal dan mempersiapkan diri akan menikmati hasil investasi untuk 10-15 tahun ke depan,” jelas Riaz.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*