Ini Strategi Wall Street dalam Era American First

INILAHCOM, New York – Kebijakan baru Donald Trump di awal pemerintahannya masih menjadi misteri. Kondisi ini memaksa investor saham di Wall Street menyiapkan strategi untuk menyiapkan kondisi kian tak terduga.

“Untuk lebih baik atau buruk, Presiden Trump telah menjadi kenyataan,” kaa analis si BMO Capital Markets, Brian Belski seperti mengutip marketwatch.com. “Kami percaya tidak ada kesimpulan yang sempurna bagi investor, sehingga menyiapkan rencana dua arah.”

Sedangkan analis di Hilltop Securities, Mark Grant mengungkapkan selamat tinggal pada AS lama. Sebagai gantinya, AS akan menjadi negara yang dijalankan sebagai bisnis pengusaha yang berjanggungjawab. Akibatnya semua keputusan investasi harus dievaluasi lagi dengan manta “America First” dalam pikiran.

Penguatan panjang di Wall Street sebagai Trump Effect sejak November 2016 telah mencetak rekor baru. Namun penguatan tersebut telah terhenti dalam beberapa hari terakhir. “Investor menunggu langkah nyata dari orang yang telah berjanji “Make America Great Again” saat kampanyenya.”

“Investor cenderung berhati-hati dan mencari titik masuk yang lebih baik di 2017,” kata analis makro di Seaport Global Securities LLC, Richard Hastings.

Pada penutupan akhihr pekan ini, indeks Dow Jones naik 94,85 poin atau 0,5 persen ke 19,827,25. Sedangkan ineks S&P 500 0,3 persen ke 2.271,31. Sementara indeks Nasdaq naik 0,3 persen ke 5.555,33. Ketiga indeks untuk pekan ini berakhir lebih rendah.

“Beberapa pekan terakhir mungkin memberikan kita sebuah prolog untuk apa yang diharapkan. Tetapi sekarang pembahasannya berudah dari “Apa yang akan dialakukan ke Apa yang dia lakukan,” tulis analis di Raymopnd James, Andrew Adams menanggapi pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS ke 45 pada Jumat, 20 Januari 2017.

Arus masuk ke pasar modal menyusut menjadi US$1,7 miliar pada pekan ini dari Rp8,1 miliar pada pekan sebelumnya. Demikian mengutip data dari Bank of America Merrill Lynch.

“Kita sekarang istirahat dari petualangan baru. Kita akan segera melihat apa yang benar-benar dia akan lalukan. Pergerakan saham saat ini benar-benar tergantung pada apa yang mulai dikerjakan Trump,” kaa Grant.

Ada dua skenario spektakuler yang berbeda untuk pasar saham di bawah presiden baru. Ini tergantung kemunculan Trump di Gedung Putih. “Dia sangat ingin perang dagang. Dan jika itu terjadi maka harus menjual segala sesuatu,” kata investor legendaris, Jim Rogers mencerna retorika antitrade Trump.

Namun jika Trump berkomitmen untuk memperkenalkan perubahan positif seperti memangkas pajak, meningkatkan belanja infrastruktur maka akan menjadi hari-hari yang bahagia lagi bagi investor.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*