Ini rupanya penyebab kenaikan harga minyak

Ini rupanya penyebab kenaikan harga minyak

JAKARTA. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendekati harga US$ 100 per barel setelah data pengangguran Amerika Serikat (AS) turun. Selain itu, meroketnya harga minyak didukung prospek permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.

Harga minyak telah naik 2,1% pada 7 Februari 2014 lalu. Ini merupakan level tertinggi dua bulan. Harga minyak naik setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan tingkat pengangguran turun ke level 6,6% dari sebelumnya 6,7%.

Ini merupakan penurunan terendah sejak Oktober 2008. Sedangkan penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian (nonfarm payrolls) bulan Januari tercatat sebesar 113.000 orang. Angka nonfarm payrolls ini masih di bawah perkiraan ekonom dalam survei Bloomberg News.

“Secara umum, menurunnya tingkat pengangguran menunjukkan pasar tenaga kerja terus dalam perbaikan. Investor dapat menjual kontrak WTI jika harga mencapai US$ 100,75 per barel,” kata Ric Spooner, Head of research CMC Markets di Sydney.

WTI untuk pengiriman Maret 2014 di New York Mercantile Exchange diperdagangkan di level US$ 99,77 per barel. Harga ini turun 11 sen pada pukul 13:00 waktu Singapura. Kontrak sempat menyentuh US$ 99,88 pada 7 Februari.

Ini merupakan penutupan tertinggi sejak 27 Desember 2013. Harga minyak telah naik 1,4% pada tahun ini. Minyak WTI meningkat empat minggu terakhir. Ini merupakan rally terpanjang sejak Juli 2013.

Selain terkerek oleh data ekonomi, cuaca dingin di AS turut mendorong permintaan energi. Untuk diketahui, bulan lalu merupakan musim terdingin sejak tahun 1994.

Di sisi lain, perusahaan minyak nasional Libya mengumumkan bahwa produksi minyak mentah Libya meningkat setelah berakhirnya protes penutupan pipa minyak. Mohamed Elharari, Juru bicara perusahaan BUMN, NOC mengatakan bahwa Shara, ladang minyak terbesar kedua di dunia diperluas agar bisa menghasilkan 327.000 barel per hari.

Hal ini dilakukan setelah pengunjuk rasa kembali membuka katup pipa dekat Zintan. Libya merupakan pemegang cadangan minyak mentah terbesar Afrika yang memompa sekitar 600.000 barel per hari.

Editor: Asnil Bambani Amri


Sumber: http://rss.kontan.co.id/v2/investasi

Speak Your Mind

*

*