Ini Peluang Penopang Laba AKRA di Masa Depan

INILAHCOM, Jakarta- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) diminta tidak putus asa menghadapi penurunan leba bersih pada kuartal III-2016. Kedepannya AKRA diproyeksikan akan profit lebih baik dengan keberadaan lahan kawasan industry yang dimilikinya.

Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe mengatakan, biarpun pendapatan AKRA turun 27% tetapi laba bersihnya AKRA hanya turun 6%. AKRA berhasil memangkas beban pokok dan mencetak laba selisih kurs sehingga di posisi akhir dari laba bersihnya AKRA hanya turun tipis.

“AKRA masih memiliki peluang besar dari kawasan industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, sehingga diharapkan ke depannya keuntungan dari penjualan lahan industrinya bisa membuat net profit-nya naik lebih tinggi,” ujar dia di Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, AKRA mencetak pendapatan Rp 10,9 triliun. Pendapatan ini turun 27,14% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 15,03 triliun. Tetapi, AKRA berhasil memangkas beban pokok dan mencetak laba selisih kurs. Hal ini membuat laba usahanya stabil.

AKRA juga masih mengembangkan lahan industri di kawasan Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Permintaan lahan industri akan lebih tinggi, apalagi JIIPE sudah masuk dalam kawasan industri strategis yang diprioritaskan pemerintah.

“Karena margin keuntungan dari penjualan lahan industri akan selalu lebih tinggi daripada margin keuntungan dari bisnis perdagangan dan distribusi BBM,” jelas dia.

Diketahui, beban keuangan AKRA juga turun dari Rp 84,2 miliar menjadi Rp 61,7 miliar. Sehingga, pada periode Januari-September, laba bersih AKRA mencapai Rp 793,19 miliar, turun tipis 6,16% secara year on year (yoy). Meski laba masih turun, margin laba bersih AKRA naik menjadi 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5,6%.

Pendapatan AKRA masih didominasi oleh perdagangan dan distribusi, yang memberi pemasukan Rp 9,8 triliun. Lalu pendapatan pabrikan mencapai Rp 442,2 miliar dan logistik sebesar Rp 526,6 miliar.

AKRA juga sudah membukukan pendapatan dari kawasan industri sebesar Rp 170,4 miliar. Pendapatan AKRA turun karena penurunan harga bahan bakar minyak di sembilan bulan pertama tahun ini, seiring melemahnya harga minyak mentah. Tetapi, harga minyak mulai rebound di kuartal tiga.

Per 30 September 2016, total aset AKRA mencapai Rp 15,6 triliun, naik dari Rp 15,2 triliun pada 31 Desember 2015. Sementara itu, tingkat return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masih sehat, masing-masing di 6,76% dan 16,7%. AKRA masih akan fokus dalam peningkatan margin laba, misalnya dengan melakukan efisiensi. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*