Ini Alasan Yuan Disepakati Jadi Mata Uang Internasional

Jakarta -Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menetapkan yuan atau renminbi menjadi mata uang internasional. Apa alasannya?

Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (1/12/2015), detikFinance mencoba memberikan ringkasan soal alasan mata uang China dijadikan sebagai mata uang internasional.

China sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia menjadi alasan utamanya. Sebagai ekonomi terbesar, tak salah yuan dijadikan sebagai mata uang internasional seperti yang telah berlaku pada 4 mata uang internasional saat ini yaitu dolar AS, yen, euro, dan poundsterling.

Soal penetapan yuan menjadi mata uang internasional, sebenarnya ini sudah terbaca ketika para petinggi IMF melakukan pertemuan di bulan November lalu.
Dua kriteria utama yang menjadikan IMF bisa meloloskan mata uang China menjadi mata uang internasional, yaitu China harus dijadikan negara utama perdagangan dunia.

Oleh karena itu, mata uang China harus dijadikan mata uang yang bisa digunakan secara bebas di pasar internasional. Dua syarat tersebut bisa dipenuhi China. Otomatis, yuan atau renminbi ditetapkan sebagai mata uang internasional kelima melengkapi 4 mata uang internasional yang sudah diakui sebelumnya.

Lebih dari 1.000 bank di 100 negara menggunakan yuan untuk melakukan transaksi dengan China, angka ini naik 20% selama 2 tahun terakhir. “Perdagangan yuan saat 5 tahun yang lalu hampir tidak ada, tapi hari ini justru yuan merupakan mata uang yang paling banyak ditransaksikan di pasar global,” ujar Chris Knight dari Standard Chartered Bank.

Sebagai contoh, pasar obligasi China sekarang terbuka untuk asing. Obligasi Panda berkembang pesat. Obligasi Panda merupakan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan asing tetapi dalam mata uang yuan. Bank Dunia International Finance Corp mencatat, obligasi panda ini sudah terserap US$ 50 miliar dalam 5 tahun terakhir.

Di samping itu, beberapa hal yang harus diperhatikan saat yuan menjadi mata uang internasional, yaitu pertama, China menjadi lebih transparan dengan statistik ekonomi, seperti jumlah cadangan emas dan cadangan mata uang asing yang dimilikinya.

Kedua, fluktuasi nilai tukar yuan dilepas bebas ke pasar. Artinya, pergerakannya disesuaikan dengan permintaan dan penawaran di pasar.

Dalam perjalanannya menjadi mata uang internasional, pemegang saham di IMF sepakat untuk memasukkan yuan (renminbi) menjadi mata uang internasional. Mata uang negeri Tirai Bambu tersebut masuk menjadi mata uang klub elit IMF yang disebut sebagai Special Drawing Rights (SDR).

Seperti yang dikutip dari situs IMF, SDR merupakan aset cadangan internasional yang dimanfaatkan untuk memperkuat cadangan devisa negara anggota IMF. Besaran SDR dihitung berdasarkan empat mata uang internasional utama, yakni euro, yen, poundsterling, dan dolar AS.

SDR dapat ditukar dengan mata uang yang dapat digunakan secara bebas. Hingga 17 Maret 2015, sebanyak 204 miliar SDR atau setara dengan 280 miliar dolar AS telah terbentuk dan dialokasikan untuk anggota IMF. Semua anggota IMF wajib mengalokasikan SDR.

Tapi, apa sebenarnya artinya ini? Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang keputusan tersebut:

1. IMF Bentuk SDR

IMF menciptakan SDR pada tahun 1969 sebagai cara negara-negara bentukan IMF untuk bisa memiliki aset cadangan devisa seperti emas dan dolar AS yang bisa diterima masyarakat luas di dunia. Emas dan dolar AS dinilai sebagai ‘safe haven’. Namun, pasokan emas dan dolar AS terbatas sehingga IMF memutuskan untuk membentuk SDR. IMF benar-benar mengalokasikan SDR ke negara-negara anggotanya yang terdiri dari 188 negara yang merupakan bagian dari penggerak ekonomi global.

2. Awalnya Memiliki 16 Mata Uang

Yuan adalah mata uang kelima dari keranjang SDR bersama dengan dolar AS, euro, yen dan poundsterling. Awalnya, keranjang SDR ini terdapat 16 mata uang. Namun, jumlah mata uang dalam keranjang SDR kemudian dikurangi menjadi hanya 5 mata uang di tahun 1981. Kemudian menyusut lagi menjadi empat mata uang di tahun 1999 ketika euro menggantikan mata uang Jerman dan Prancis.

3. Yuan Direview di tahun 2010

IMF melakukan review mata uang SDR setiap lima tahun. Di akhir tahun 2010 , dewan eksekutif IMF yang terdiri dari 24 direksi menyimpulkan bahwa hanya ada empat mata uang akan terus berada di keranjang SDR. Awalnya, mata uang China yaitu yuan yang juga disebut renminbi tidak termasuk dalam 5 mata uang dalam keranjang SDR karena dinilai tidak bisa digunakan secara luas dan ditransaksikan secara internasional dan diperdagangkan di pasar valuta asing. Sejak itu, Presiden Cina Xi Jinping melakukan reformasi terhadap mata uangnya, termasuk jam perdagangan valas yang lebih lama dan lebih sering menerbitkan utang.

4. Tidak Semua Mata Uang Memiliki Bobot yang Sama

Masuknya yuan ke dalam klub elit, membuat IMF harus mengembangkan formula bobot baru terhadap setiap mata uang, yang didasarkan pada faktor-faktor seperti nilai ekspor emiten dan omset valuta asing . Yuan secara resmi akan menjadi anggota dari SDR pada 1 Oktober 2016. Berikut bobot masing-masing mata uang dalam keranjang SDR: dolar AS -41,73%; euro -30,93%; yuan -10,92%; yen -8,33%; pound -8.09%.

5. Sebagai Simbolik

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan pada Senin waktu setempat bahwa masuknya yuan ke dalam keranjang SDR akan membawa sistem moneter dan keuangan internasional yang lebih kuat, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi China dan global. “Pada dasarnya mosi percaya dari IMF, inklusi mungkin menjadi kesempatan bagi China untuk menggunakan langkah untuk melanjutkan upaya transparansi dan reformasi,” jelas dia.

(drk/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*