Inflasi Rendah Gagal Tahan IHSG di Zona Hijau

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, IHSG gagal mendaratkan diri di zona hijau. Rendahnya inflasi Agustus justru dimaknai sebagai rendahnya daya beli sehingga gagal mengangkat laju indeks.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 30,86 poin (0,69%) ke posisi 4.415,34 pada pekan yang berakhir Jumat (4/9/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.446,2 per Jumat (28/8/2015).

“Setelah mencoba bergerak positif, laju IHSG gagal bertahan di zona hijau di pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (6/9/2015).

Laju IHSG mampu berada di zona hijau di awal pekan seiring dengan kembalinya aksi beli di pasar saham. “Pelaku pasar tampaknya masih memanfaatkan rendahnya harga saham sebelumnya untuk kembali diakumulasi sehingga membuat IHSG dapat melanjutkan penguatannya sekaligus menutup akhir bulan Agustus di zona hijau,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, dengan kembali maraknya aksi beli tersebut membuat IHSG mampu kembali ke level psikologis sebeluumnya di level 4.500-an.

Selain itu, pelaku pasar merespons positif hasil dari pertemuan Jackson Hole Symposium di akhir pekan kemarin yang memperlihatkan maraknya dukungan dari bank sentral lainnya terhadap kenaikan suku bunga The Fed.

“Kondisi itu memperlihatkan adanya keinginan untuk meniadakan ketidakpastian yang dapat menekan laju bursa saham global, termasuk IHSG. Kekhawatiran kami akan adanya pelemahan IHSG mampu ditepis,” papar dia.

Di hari berikutnya yang merupakan awal bulan September 2015, rilis inflasi dibulan Agustus sebesar 0,39% atau lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya di kisaran 0,59%-0,68% tampaknya tidak membuat laju IHSG dapat menguat.

“Meski menurut kami angka inflasi tersebut cukup bagus, tampaknya dipersepsikan lain oleh pelaku pasar di mana dinilai penurunan inflasi tersebut sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat sehingga tidak memberikan positive surprise bagi pelaku pasar,” ucapnya.

Apalagi, imbas pelemahan bursa saham global turut direspons negatif pelaku pasarseiring pelemahan pada sejumlah data-data makroekonomi di Asia dan beberapa kawasan lainnya sehingga membuat pelaku pasar bereaksi negatif.”Sementara itu, faktor dari adanya pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan Indonesia serta adanyademo buruh, kami nilai tidak terlalu besar porsi sentimennya kepada pasar,” tuturnya.

Masih adanya aksi jual para pelaku pasar memaksa IHSG berada di zona merah melanjutkan pelemahan sebelumnya. Meski demikian, beruntungnya IHSG bahwa aksi jual yang terjadi tidak terlalu masif sehingga penurunan yang terjadi terhitung masih dapat tertahan.

Masih adanya imbas pelemahan sebelumnya seiring perlambatan pada data-data indeks manufaktur di sejumlah negara, terutama Tiongkok yang diikuti masih melemahnya laju Rupiah membuat laju IHSG sulit keluar dari zona merah.

Jelang akhir pekan, imbas menguatnya laju bursa saham AS sebelumnya memberikan pengaruh yang baik pada laju bursa saham Asia yang juga berimbas positif pada laju IHSG sehingga dimanfaatkan untuk kembali mengakumulasi saham-saham yang telah melemah sebelumnya meskipun dari dalam negeri belum terdapat berita yang cukup signifikan memberikan pengaruhnya ke IHSG. “Tidak lama kemudian, di akhir pekan aksi jual kembali terjadi dan membuat IHSG terperosok,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*