Inflasi Indonesia April Meningkat Tertinggi 13 Bulan

Indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia meningkat dengan laju tercepat dalam 13 bulan di bulan April karena harga administered tetap menunjukkan pengaruhnya meski harga pangan relatif stabil, demikian rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (02/05).

Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan April 2017 mencatat inflasi sebesar 0,09%, meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami deflasi sebesar 0,02%.

BPS juga mengatakan bahwa inflasi naik 4,17 persen pada bulan April dari tahun lalu, dibandingkan dengan 3,61 persen di bulan Maret.

Inflasi IHK terutama disumbang oleh inflasi komponen administered prices yang meningkat dari bulan lalu yang sebesar 0,37%. Peningkatan terutama disebabkan kenaikan tarif listrik akibat penyesuaian tarif listrik tahap kedua untuk pelanggan pascabayar daya 900 VA nonsubsidi. Selain itu, kenaikan juga didorong oleh penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin, dan rokok. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 8,68%.

Inflasi inti bulan April 2017 tercatat sebesar 0,13%, sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,10%. Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan, tarif pulsa ponsel, dan sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 3,28% .

Sementara itu kelompok volatile food yang pada April 2017 tercatat mengalami deflasi sebesar 1,26%, melanjutkan deflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,77%. Deflasi terutama bersumber dari komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras, daging sapi, ikan segar, telur ayam ras, dan minyak goreng. Penurunan harga pangan terjadi seiring dengan melimpahnya pasokan karena panen raya. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 2,66%.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan meningkat menjadi antara 3 dan 5 persen tahun ini.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*