Indeks Shanghai 14 Februari Bergerak Lemah Merespon Data Inflasi Tiongkok

Mengawali perdagangan saham di bursa Tiongkok Selasa (14/02), Indeks Shanghai dibuka lemah, saat ini terpantau turun -4,41 poin atau -0,14 persen menjadi 3212.43. Pelemahan bursa Shanghai dengan kehati-hatian investor mencerna data inflasi Tiongkok yang meningkat.

Bursa Saham bergerak datar, karena investor mencerna berita bahwa harga konsumen Tiongkok naik 2,5 persen pada Januari, tertinggi sejak Mei 2014. Indeks harga produsen Tiongkok juga tumbuh 6,9 persen, laju tercepat sejak Agustus 2011.

Dalam berita perusahaan, China Sinochem milik negara sedang dalam pembicaraan awal dengan Noble Group untuk membeli saham ekuitas di perdagangan komoditas bermasalah di Singapura, Reuters melaporkan Senin. Saham Grup Noble melonjak 11,68 persen pada Selasa pagi.

Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC), bank yang terdaftar terbesar kedua di Singapura, mengatakan pendapatan bunga bersih turun 7 persen pada kuartal keempat dari tahun 2016 hingga S $ 1250000000 dengan tunjangan bersih untuk pinjaman dan aset lainnya dari S $ 305.000.000, lompatan 57 % di atas S $ 193.000.000 pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Bank mengatakan terus melihat tekanan kualitas kredit, khususnya dalam sektor minyak dan gas yang melaju kenaikan non-performing loan dan tunjangan dengan proyeksi dan tekanan harga minyak pasti sangat berdampak terhadap sektor jasa yang mendukung minyak dan gas.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Shanghai berpotensi lemah jika aksi profit taking terus belanjut. Indeks diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 3113-3020, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance 3311-3415.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*