Indeks Kospi 6 Maret Berawal Negatif Pasca Serangan Rudal Korea Utara ke Jepang

Pada awal perdagangan bursa saham Korea Selatan Senin (06/03) indeks Kospi dibuka negatif, saat ini terpantau turun -8,12 poin, atau -0,39 persen, ke 2070.63. Pelemahan indeks Kospi tertekan kekuatiran gangguan keamanan setelah Korea Utara luncurkan rudal balistik ke wilayah Jepang.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan Tokyo mengajukan “protes keras” untuk Korea Utara setelah negara komunis itu meluncurkan empat rudal balistik pada Senin pagi (06/03), tiga di antaranya jatuh ke Zona Ekonomi Eksklusif Jepang.

“Peluncuran terbaru dari rudal balistik jelas menunjukkan bukti ancaman baru dari Korea Utara,” demikian pernyataan Abe wartawan di kediamannya, seperti yang dilansir CNBC pagi ini.

Lihat : Korea Utara Lepaskan Rudal Balistik ke Wilayah Jepang, Bursa Asia Tertekan

Pelemahan sebelumnya terjadi didorong oleh kerugian di saham teknologi dan otomotif.

Kebanyakan saham-saham kapital besar diperdagangkan mixed dengan saham Samsung Electronics jatuh 0,56 persen. Saham Hyundai Motor, produsen mobil terkemuka di negara itu, turun 0,35 persen, dan Samsung C & T, yang perusahaan holding de facto dari Samsung Group, turun 2,06 persen.

Sebaliknya, SK Hynix, pembuat chip utama, naik 2,87 persen, dan saham POSCO, No 1 perusahaan baja, naik 0,52 persen.

Mata uang lokal diperdagangkan pada 1,156.65 won terhadap dolar AS, turun 0,55 won dari penutupan sesi sebelumnya.

Sedangkan indeks Kospi berjangka terpantau turun -0,40 poin atau -0,15 persen pada 269.25, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 269.65.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya, indeks Kospi berpotensi turun dengan ketegangan geopolitik serangan rudal Korea Utara ke Jepang. Indeks diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 266.36-263.31, dan jika naik akan menembus kisaran Resistance 272.20-275.25.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*