Imbas Anjoknya Harga Minyak, Investasi Migas Lesu

TEMPO.CO , Jakarta: Pengamat energi dari Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, menuturkan menurunnya investasi sektor minyak dan gas disebabkan anjloknya harga minyak di pasar global. Tren ini membuat pengusaha berfikir ulang terhadap investasi minyak di suatu negara.

“Karena harga anjlok, pengusaha jadi mengurangi pengeluaran investasi,” kata Pri saat dihubungi, Selasa, 30 Desember 2014. (Baca: Tim Anti-Mafia Migas: Stop Impor Premium! )

Sebelumnya target investasi dicanangkan Satuan Kerja Khusus Migas sebesar US$ 20 miliar. Ini lebih rendah dari target tahun 2014 yakni US$ 24 miliar, meski realisasinya hanya US$ 19 miliar. (Baca: BBM Kilang Pertamina Lebih Mahal daripada Impor)

Pri juga memprediksi realisasi investasi tahun depan lebih rendah dari target. Pasalnya, selain menurunnya harga minyak dunia, kendala internal seperti masalah perizinan ataupun pembebasan lahan, juga turut menggoyahkan investasi sektor migas nasional.

Indonesia, kata Pri, juga tidak selalu menjadi prioritas investasi. Produktivitas yang lesu lantaran sumur minyak yang uzur menjadi salah satu alasan pengusaha menanamkan modalnya ke negara pemilik migas yang lain.

“Dua faktor itu harus membuat SKK Migas lebih tegas untuk pengusaha yang ingin produksi. Manfaatkan apa yang ada, untuk setahun ke depan” ungkap Pri Agung.

ROBBY IRFANY

Baca Berita Terpopuler
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia
Percakapan Terakhir Pilot Air Asia dengan ATC
Jejak Air Asia Terlacak di Bangka Belitung ?
Mengapa AirAsia Majukan Jadwal Penerbangan?


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*