IHSG Perkasa di Tengah Rapuhnya Rupiah

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, indeks saham domestik perkasa mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Padahal, nilai tukar rupiah sedang rapuh terhadap dolar AS. Seperti apa ceritanya?

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 64,5 poin (1,18%) ke posisi 5.514,79 per Jumat (27/2/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 5.450,29. Level 5.514 merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Sempat melemah namun, lagi dan lagi, IHSG kembali lagi sentuh level tertinggi terbarunya di pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (8/3/2015).

Dia menjelaskan, laju IHSG masih mampu menunjukkan pergerakan positifnya di awal pekan seiring masih adanya aksi beli. “Meski laju rupiah masih melanjutkan pelemahan seperti yang kami perkirakan dan kekhawatiran kami akan adanya potensi pembalikan arah secara tiba-tiba, laju IHSG masih dapat bertahan di zona hijaunya,” ujarnya.

Di sisi lain, sempat adanya aksi beli, terutama dari investor asing mampu kembali membuat IHSG menyentuh level tertinggi terbarunya di level 5.477,83 melewati level tertinggi sebelumnya 5.464,22.

Apalagi kenaikan HSG kali ini mendapat dukungan dari rilis deflasi sehingga memunculkan persepsi akan adanya potensi penurunan kembali BI rate. “Akan tetapi, sayangnya indeks properti saat ituberada di zona merah dibandingkan indeks sektoral lainnya yang berada di zona hijau,” timpal dia.

Sebelumnya, setelah berhasilmelampaui rekor tertinggi di minggu ketiga Februaridi level 5.427 dan dilanjutkan new high recorddi 5.448,70pada 25Februari. Pada 26Februari, indeks sempat menyentuh level tertinggi terbarunya di level 5.459,49.

Pasca menyentuh level tertingginya saat itu, tampaknya IHSG kurang mampu mempertahankan laju positifnya di awal perdagangan setelah menguat sehari sebelumnya dengan kembali terkena aksi profit taking. “Pelemahan ini pun telah kami khawatirkan dapat berpeluang terjadi seiring laju IHSG yang selalu dapat menyentuh new break high dalam waktu yang berdekatan,” tuturnya.

Meski berakhir di zona merah, IHSG sempat mampu menyentuh level tertinggi terbarunya.Sempat berlanjutnya pelemahan rupiah; belum terlihat adanya kekhawatiran pemerintah terhadap pelemahan rupiah; dan imbas melemahnya sejumlah bursa saham Asia turut melemahkan IHSG.

Setelah berhasilmelampaui rekor tertinggi sehari sebelumnya di 5.477,83 IHSG pun sempat kembali menyentuh level tertinggi terbarunya nyaris 5.500 sebelum berbalik arah. Aksi jual terus berlanjut dimana hampir mayoritas indeks saham mengalami pelemahan.

Positifnya indeks sektor keuangan dan perkebunan belum mampu menahan maraknya aksi jual. Apalagi dukungan beli pada kedua sektor tersebut hanya berasal dari saham-saham 2nd liner sehingga kurang mampu mendorong sentimen positif.

Berkurangnya transaksi beli asing dan kembali melemahnya rupiah turut mendukung pelemahan pada IHSG. “Jelang akhir pekan,laju IHSG mampu melampui kekhawatiran kami akan adanya pelemahan dan sekaligus mampu memenuhi harapan kami akan adanya pelemahan terbatas,” ucapnya.

Bahkan laju IHSG mampu berbalik ke zona hijau. Tampaknya pelaku pasar hanya memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk melakukan aksi beli.

Berbeda dengan sebelumnya, dimana laju IHSG jelang akhir pekan menguat berbarengan dengan melemahnya nilai rupiah yang melampaui estimasi psikologis 13.000 per dolar AS dan sempat terjadinya aksi jual investor asing. “Pada akhir pekan kemarin, IHSG mampu menutupnya dengan kembali tersentuhnya new high record sekaligus all time high,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*