IHSG Naik Tipis, Ini Rekomendasi 7 Saham

INILAHCOM, Jakarta – Hingga penutupan sore nanti, laju IHSG diprediksi bervariasi berpeluang menguat terbatas. Dominasi perdagangan diprediksi terjadi pada saham-saham lapis dua dan tiga. Tujuh saham disodorkan.

David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, penguatan IHSG kemarin kembali tertahan menyusul meningkatnya risiko pasar global setelah harga minyak mentah anjlok hingga 4,5% di US$60,94 per barel pada 10 Desember 2014. “Bursa saham Asia kemarin umumnya ditutup di teritori negatif,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Jumat (12/12/2014).

IHSG setelah bergerak 29 poin, ditutup melemah 12,712 poin (0,25%) di 5.152,695. “Aksi beli pada perdagangan kemarin didominasi saham lapis dua dan tiga terutama di sektor transportasi yang mendapat momentum positif dari turunnya harga minyak dunia,” ujarnya.

Hal ini, lanjut dia, tercermin dari aktifnya perdagangan saham seperti GIAA, IATA, TAXI, BIRD yang harganya berhasil menguat signifikan. “Namun sebaliknya saham sektor tambang terutama batubara mendapat tekanan jual,” ujarnya.

Aksi jual juga dilakukan pemodal asing terutama di beberapa saham unggulan seperti BBRI, TLKM, dan UNVR. “Pemodal asing kemarin mencatatkan nilai penjualan bersih Rp511,81 miliar,” tuturnya.

Sementara tadi malam Wall Street berhasil rebound terbatas menyusul kenaikan penjualan ritel November di negara tersebut yang di atas estimasi awal. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,36% dan 0,45% ditutup di 17.596,34 dan 2.035,33.

Penguatan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) tersebut berkurang menjelang penutupan setelah pada sesi awal sempat menguat 1,28% akibat kekhawatiran anjloknya harga minyak mentah dunia yang menekan kembali saham sektor energi.

“Penjualan ritel di AS November lalu secara bulanan naik 0,7% di atas estimasi 0,4% dan bulan sebelumnya 0,5%. Pertumbuhan penjualan ritel tersebut tertinggi dalam delapan bulan terakhir,” ungkap dia.

Sedangkan pergerakan harga minyak mentah tadi malam di AS kembali anjlok 2,5% di US$59,42 per barel. “Ini merupakan terendah dalam lima tahun terakhir. Harga minyak telah anjlok 45% dibandingkan harga tertinggi Juni di US$107 per barel,” papar dia.

Pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG diperkirakan David, masih bergerak bervariasi berpeluang menguat terbatas dengan dominasi perdagangan oleh saham-saham lapis dua dan tiga terutama yang diuntungkan dengan turunnya harga minyak dunia seperti sektor transportasi, industri semen, dan perdagangan. “Namun sebaliknya sektor berbasiskan komoditas cenderung tertekan,” timpal dia.

IHSG akan kembali menguji resisten di 5.185 dan support di 5.125 dan cenderung menguat terbatas seiring dengan tren pasar yang masih bullish. “Kemarin Bank Indonesia (BI) menahan tingkat bunga acuannya (BI Rate) di level 7,75% sesuai perkiraan pasar,” imbuhnya.

Secara teknikal, support pertama IHSG berada di angka 5.135 dan support kedua 5.125. Di sisi lain, resistance pertama di angka 5.185 dan resistance kedua di posisi 5.210.

Di atas semua itu, David menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*