IHSG Melonjak Tapi Rupiah Melempem, Ini Penjelasannya

Jakarta -Hari ini, tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terhenti. Dolar AS pun kembali ke kisaran Rp 12.000 setelah sebelumnya melemah di level Rp 11.900.

Mengutip data Reuters, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.015. Posisi terkuat dolar AS adalah di Rp 12.030 dan terlemahnya di Rp 12.000.

Sementara data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menyebutkan hari ini, Rabu (22/10/2014), rupiah berada di posisi Rp 12.026 per dolar AS. Melemah dibandingkan kemarin yaitu Rp 11.993 per dolar AS.

Pelemahan rupiah terjadi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menguat. Pada penutupan Sesi I hari ini, IHSG menguat 45,54 poin (0,9%) menjadi 5.074,89.

Menurut Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, investor asing memang masih melakukan aksi beli bersih (nett foreign buy) di pasar modal. Namun itu tidak sebanding dengan kebutuhan valas yang sedang tinggi.

Demand valas sedang tinggi. Oktober sampai Desember banyak perusahaan butuh valas untuk kebutuhan akhir tahun,” kata Lana kepada detikFinance, Rabu (22/10/2014).

Pasokan valas, lanjut Lana, tidak bisa mengandalkan ekspor. Pasalnya, ekspor Indonesia tengah menurun. Pada Agustus 2014, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit US$ 318,1 juta.

“Sulit mengandalkan ekspor untuk men-supply valas. Ekspor kita belum naik,” katanya.

(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*