IHSG Melaju ke 5.800-6.000, Rekomendasi 13 Saham

INILAHCOM, JakartaLaju IHSG 2016 diperkirakan melaju naik ke kisaran 5.800-6.000 seiring mulai kondusifnya perekonomian dan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tiga belas saham disodorkan sebagai bahan pertimbangan. Apa saja?

Kiswoyo Adi Joe, managing partner PT Investa Saran Mandiri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 bisa tumbuh di atas 5%. “Pembangunan infrastruktur yang sudah dimulai pada akhir tahun 2015 akan semakin ditingkatkan lagi oleh pemerintah,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Indonesia juga akan menjadi tuan rumah penyelengaraan agenda olahraga terbesar di Asia pada September 2018. “Jakarta dan Palembang telah ditunjuk sebagai tempat untuk mempertandingkan cabang olahraga yang dipertandingkan,” ujarnya.

Untuk itu, pada 2016, dia memprediksi pemerintah akan mengeluarkan uang antara Rp50 triliun sampai Rp100 triliun baik untuk membangun infrastruktur pendukung maupun merenovasi fasilitas untuk Asian Games 2018. “Selain itu pemerintah juga terlihatmasih akan meningkatkan pembangunan infrastruktur lainnya,” tandas dia.

Lebih jauh dia menjelaskan, rendahnya harga minyak dunia yang berada di bawah level US$60 per barel masih akan menguntungkan Indonesia sebagai negara net importer minyak. “Sehingga, beban ekonomi bagi Indonesia juga tidak akan terlalu besar untuk tahun 2016,” ungkap Kiswoyo.

Dia melihat ekonomi Indonesia di tahun 2016 sudah mulai stabil di mana gejolak kurs rupiah terhadap dolar AS juga akan berkurang. “Kenaikan suku bunga The Fed di akhir tahun 2015 juga membantu meredakan faktor ketidakpastian di pasar ekonomi global,” ucapnya.

Kiswoyo menegaskan, kondisi Ekonomi Indonesia di tahun 2016 secara rata rata akan jauh lebih baik daripada kondisi di tahun 2015 ini.

Dengan demikian, laju IHSG 2016 diproyeksikan menguat ke kisaran 5.800-6.000 dan rupiah berada di kisaran 13.000-14.000 per dolar AS.

Sementara itu, BI rate akan berada dalam kisaran 6,5% hingga 7,25%, harga minyak berada dalam rentang US$40-60 per barel dan pertubuhan ekonomi di angka 5-5,5%.

Di atas semua itu, dia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal pada 2016. Saham-saham tersebut adalah:

1. PT Astra International (ASII)

2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA)

3. PT Bank Mandiri (BMRI)

4. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

5. PT Bank Central Asia (BBCA)

6. PT Bank Negara Indonesia (Persero) (BBNI)

7. PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)

8. PT Indofood Sukses Makmur (INDF)

9. PT Indofoodd CBP Sukses Makmur (ICBP)

10. PT Semen Indonesia (SMGR)

11. PT Pembangunan Perumahan (Persero) (PTPP)

12. PT Wijaya Karya (WIKA)

13. PT Unilever Indonesia (UNVR).

Kiswoyo masih menyarankan agar para pemodal menjauhi saham saham berbasis komoditas seiring masih rendahnya harga komoditas dunia, yang bisa dilihat dari masih rendahnya harga minyak dunia.

“Kami juga menyarankan untuk menjauhi saham saham yang memiliki utang besar serta saham yang memiliki likuiditas kecil dan fundamental jelek. Demikian saja ringkasan outlook kami. Semoga berguna untuk semuanya,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*