Holcim Tekankan Solusi Kota Berkelanjutan

INILAHCOM, Jakarta – Perusahaan semen Holcim Indonesia bersama-sama dengan LafargeHolcim Foundation menggelar kompetisi global desain konstruksi berkelanjutan sebagai upaya menekankan pentingnya mencari solusi untuk penerapan kota berkelanjutan.

“Masyarakat yang berbondong-bondong pindah dari desa ke kota memicu maraknya pembangunan yang dapat berdampak langsung pada kualitas hidup dan lingkungan di dalamnya. Cara kita merancang serta membangun sangat berpengaruh terhadap kehidupan serta ruang di mana kita beraktivitas. Itulah mengapa LafargeHolcim Foundation menjalin kemitraan untuk mempromosikan konstruksi berkelanjutan di sepanjang rantai nilai dari desain hingga pembangunan,” kata Sustainable Development Manager Holcim Indonesia Oepoyo Prakoso dalam rilis di Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Untuk mencapai tujuan ini, LafargeHolcim Foundation telah mengidentifikasi sejumlah isu target yang bertujuan untuk memperjelas prinsip mempertahankan habitat manusia untuk generasi mendatang, sekaligus menjadi dasar penilaian dalam LafargeHolcim Awards.

Oepoyo menjelaskan kompetisi LafargeHolcim Awards dibagi dalam lima wilayah geografis, masing-masing wilayah akan dinilai oleh juri dan tim ahli dari wilayah tersebut. Indonesia yang termasuk dalam wilayah Asia Pasifik.

Para pemenang akan diumumkan pada pada pertengahan tahun 2017 dan secara otomatis lolos ke kompetisi LafargeHolcim Awards global pada 2018. “Tujuan utama LafargeHolcim Foundation adalah memilih dan mendukung berbagai inisiatif yang melampaui solusi teknis untuk mempromosikan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan solusi yang merangkul keunggulan arsitektur dan meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya.

Sebagaimana diwartakan, solusi guna mengatasi permasalahan sosial di kawasan perkotaan adalah dengan memenuhi kebutuhan rumah layak bagi seluruh anggota masyarakat yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu.

“Tidak mungkin kita menyelesaikan masalah sosial bila warga tidak mampu memenuhi rumah yang layak,” kata Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (3/10).

Syarif Burhanuddin juga mengingatkan bahwa pada 2015 kurang lebih 53,3 persen dari penduduk di Indonesia sudah terurbanisasi atau tinggal di wilayah kota.

Hal itu, ujar dia, juga berdampak kepada meningkatnya kebutuhan akan perumahan di perkotaan, sementara permasalahannya, jumlah tanah di kota relatif selalu tetap.

Berdasarkan data PUPR, kawasan pemukiman kumuh yang ada di Indonesia yaitu seluas 38.431 hektare, terdiri atas 23.473 hektare di wilayah perkotaan dan 11.957 hektare di wilayah pedesaaan.

Khusus untuk kota, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan berbagai program antara lain sinergi penyusunan perencanaan penanganan kumuh dengan pemda.

Sinergi itu antara lain dalam bentuk Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan di 93 kabupaten/kota.

Dalam meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat peran pemda dalam percepatan penanganan kawasan tumuh adalah melalui program Kotaku.

Kotaku adalah program yang dilaksanakan di 34 provinsi yang tersebar di 269 kabupaten/kota pada 11.067 kelurahan/desa. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*