Hingga akhir tahun ini emas berpeluang melemah

JAKARTA. Harga emas semakin tenggelam setelah The Fed menaikkan tingkat suku bunga menjadi 0,5%. Kenaikan suku bunga The Fed diyakini akan berlanjut di tahun depan sehingga menjaga emas di penurunan tahunan ketiga secara berturut-turut.

Mengutip Bloomberg, Kamis (17/12) pukul 17.54 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2016 di Commodity Exchange tergerus 1,07% ke level US$ 1.065,3 per ons troi. Sepekan terakhir, harga emas turun 0,62%.

Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, setelah menaikkan suku bunga, The Fed memberi komentar bahwa kenaikan selanjutnya akan dilakukan secara bertahap. Pelaku pasar melihat bahwa the Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lagi tahun depan. “Pernyataan The Fed ini dinilai hawkish sehingga menekan harga emas,” paparnya.

Dalam proyeksi para pejabat The Fed, tersaji bahwa suku bunga diprediksi mencapai 1,375% hingga akhir 2016. Ini artinya, sepanjang tahun depan akan ada empat kali kenaikan suku bunga. Hal ini akan mendorong nilai tukar dollar AS sehingga akhirnya menekan emas.

Harga emas terus tergerus sejak The Fed memunculkan isu kenaikan suku bunga. Investor kini terus meninggalkan logam mulia. Berdasarkan data Bloomberg, kepemilikan dalam Exchange Trade Product (ETP) jatuh ke 1.463,05 metrik ton pada Rabu lalu. Angka ini merupakan yang terendah sejak Februari 2009.

Menurut Alwi, kenaikan suku bunga juga mengurangi daya tarik emas sebagai aset non bunga. “Selama ada kekhawatiran suku bunga naik, emas masih sulit bergerak menguat. Jika ada kenaikan hanyalah bargain hunting,” ujarnya.

Sebetulnya ada sentimen lain yang dapat mengangkat emas, yakni ketika terjadi tensi geopolitik ataupun adanya gejolak ekonomi. Namun, saat ini minat beli terhadap safe haven belum terlihat. Padahal, dari kawasan Timur Tengah sebenarnya konflik geopolitik masih terus berlangsung. Di sisi lain, ekonomi AS kini mulai membaik sehingga mengurangi peran emas sebagai safe haven.

Lalu permintaan fisik emas dari negara konsumen terbesar seperti China dan India belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. “Belum ada faktor fundamental yang dapat mengangkat harga emas,” lanjut Alwi. Prediksi Alwi, harga emas hingga akhir tahun ini masih berpotensi melemah hingga US$ 1.046 per ons troi.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*