Hati-hati dengan Rupiah

INILAHCOM, Yogyakarta – Longsornya nilai tukar mata uang kebanggan bangsa Indonesia ini, harus diwaspadai. Ancaman serius bagi perekonomian nasional.

Ekonom dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edy Suandi Hamid bilang, jangan main-main dengan mersotonya rupiah. “Pencermatan atas keberlanjutan kemerosotan itu harus dilakukan secara serius,” kata Edy dalam diskusi perekonomian Indonesia di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakata (UMY), Jumat (3/7/2015).

Menurut dia, pencermatan itu bukan hanya menjadi tugas Bank Indonesia (BI) saja, tetapi juga pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan para pelaku ekonomi. Agar bisa segera merumuskan langkah-langkah antisipasinya. Agar rupiah tak semakin jatuh terlalu dalam.

“Pengalaman kemerosotan ekonomi yang parah yang terjadi pada 1998 juga diawali oleh kemerosotan nilai tukar rupiah, yang menjelang pertengahan 1998 sempat menyentuh Rp17 ribu per dolar AS,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) itu.

Ia mengatakan nilai tukar rupiah sejak dua bulan terakhir jauh di atas asumsi dasar Rp12.500, bahkan sudah terdepresiasi di atas Rp13.300 per dolar AS. Hal itu menggambarkan adanya instabilitas makro ekonomi Indonesia.

“Melemahnya nilai tukar rupiah dan melesetnya harga dan produksi minyak akan banyak pengaruhnya pada makro ekonomi secara keseluruhan. Hal ini bisa berpengaruh pada target atau sasaran kesempatan kerja, pengangguran, kemiskinan, distribusi pendapatan, dan variabel makro ekonomi lain,” katanya. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*