Hari Ini, Rupiah Masih Akan Melemah

Hari Ini, Rupiah Masih Akan Melemah

TEMPO.CO, Jakarta – Data perekonomian dalam negeri yang semakin membaik tampaknya belum signifikan menjadi katalis positif yang mendorong penguatan rupiah. Hari ini, sentimen negatif perlambatan data manufaktur Cina dan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan kembali menghambat laju pergerakan rupiah.

Menurut ekonom PT.Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, walaupun tengah mendapat sentimen positif neraca perdagangan, aksi jual aset keuangan rupiah kemungkinan masih akan berlanjut. Pasalnya, data manajemen pasokan manufaktur AS di bulan Januari yang bergerak turun ke level 51,3 tentu akan memunculkan kekhawatiran potensi pengurangan aktivitas ekspor negara berkembang ke Negeri Abang Sam. “Data manufaktur terlemah dalam tujuh bulan terakhir itu cukup mengkhawatirkan,” ujarnya. (Baca juga : Amerika Pangkas Stimulus, Rupiah Jeblok? )

Di sisi lain, tekanan terhadap rupiah juga datang dari publikasi laju inflasi tahunan dalam negeri yang naik ke level 8,22 persen. Kenaikan tersebut tentunya membangun ekspektasi penyesuaian suku bunga acuan (BI rate) guna menjaga daya tarik investasi asing. “Meski yield surat utang negara tenor 10 tahun tetap mampu terjaga di atas level 9 persen, kenaikan inflasi tersebut menuntut imbal hasil yang lebih menarik,” kata Rangga dalam analisa hariannya, Selasa (4/2). (Lihat juga : Rupiah pada Semester Dua Diprediksi Menguat )

Meski begitu, dia meyakini pergerakan nilai rupiah akan lebih baik dibandingkan mata uang regional yang lain. Surplus neraca perdagangan di Desember sebesar US$ 1,52 miliar, tetap mampu memberi sentimen positif bagi pergerakan rupiah. Pada pukul 10.00 WIB, rupiah sempat menguat 10 poin (0,10 persen) ke level 12.230 per dolar.

MEGEL JEKSON (PDAT)

Terpopuler :
Merpati Stop Terbang, Penumpang Batal Travelling
Belum Ada Perusahaan yang Bisa Ekspor Tambang
Banjir, Harga Sayuran di Semarang Malah Turun 
Banjir dan Longsor Penyebab Inflasi Jawa Timur
2013, Perdagangan Masih Defisit US$ 4,06 Miliar

 


Sumber: http://www.tempo.co/rss/bisnis

Speak Your Mind

*

*