Harga Sawit Dongkrak Pendapatan DSN Grup Hingga Rp3,73 Triliun


shadow

DSN - Paparan Publik 29 Oktober 2014FINANCEROLL –  Kenaikan harga minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) di sembilan bulan pertama tahun ini mendongkrak pendapatan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN Grup) tumbuh hingga 39,2% menjadi Rp3,73% dari periode yang sama tahun lalu. Pendapatan yang tinggi mendorong pertumbuhan laba di level fantastis. DSN merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit serta industri pengolahan kayu.

Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk Djojo Boentoro mengungkapkan, laba bersih DSN Grup di kuartal III tahun 2014 sebesar Rp 521,5 miliar atau tumbuh 323% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 123,3 miliar. “Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan khususnya yang berasal dari industri kelapa sawit. Tanaman kita memang relatif muda, sekitar 7 tahunan, ditambah dengan kenaikan harga sawit. Harga CPO kita cukup baik,” papar Djojo Boentoro di Jakarta pada Rabu (29/10)

Sementara itu, T. Arifin Cahyono selaku Direktur DSN menjelaskan, meskipun dalam beberapa bulan terakhir ini harga CPO cenderung melemah, kondisi harga sawit perseroan bertahan dn stabil. Disebutkan harga rata-rata CPO dalam sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp 8,52 juta per ton. Harga tersebut masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata CPO sembilan bulan pertama di tahun lalu yang mencapai Rp 6,67 juta per ton, imbuhnya.

Djojo lebih lanjut menjelaskan, Industri kelapa sawit masih memberikan sumbangan terbesar pendapatan bersih DSN Group, yakni mencapai Rp 2,71 triliun atau 72,7% dari total pendapatan bersih Perseroan. “Pendapatan sawit tinggi didukung oleh penambahan 1 pabrik yang baru beroperasi. Kedepannya, DSN juga akan mengoperasikan satu lagi pabrik baru pada bulan Desember ini,” ujar dia.

Andrianto Oetomo Wakil Direktur Utama mengatakan, pabrik baru juga akan dibangun di akhir tahun depan. Adapun biayanya diambil dari belanja modal perseroan yang dianggarkan di kisaran70-80 dolar AS. “Itu untuk pabrik dengan kapasitas 60 ton per jam sekitar 20 juta dolar dan penanaman baru yang kita investasikan rata-rata 5000-5500 dolar per hektar,” kata dia.

Sampai akhir September 2014, jumlah tertanam kebun inti telah mencapai 61.469 hektar, dengan usia rata-rata tanaman kebun inti mencapai 7,4 tahun. Dari jumlah tersebut sebanyak 48.038 hektar merupakan kebun yang sudah menghasilkan. Produksi tandan buah segar kebun inti dalam sembilan bulan pertama tahun ini telah mencapai 920,1 ribu ton atau naik sebesar 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 826,1 juta ton.

DSN - CPO Production 2013-2014Sementara produksi CPO juga meningkat 24,1% menjadi 288,7 ribu ton dibandingkan sembilan bulan pertama tahun lalu yang me ncapai 232,7 ribu ton. Sedangkan  produksi Palm Kernel Oil (PKO) juga meningkat dari 8.636 ton pada kuartal III tahun lalu menjadi 12.841 ton. Perseroan masih mampu mempertahankan Oil Extraction Rate (OER) pada level  24% pada sembilan bulan pertama tahun ini.

Di industri pengolahan kayu, pada kuartal III tahun ini, Perseroan mencatat Pendapatan bersih sebesar Rp 1,02 trilyun, relatif sama dengan  periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,03 trilyun. Volume penjualan produk panel turun 23,2% menjadi 149,9 ribu m3, namun harga rata-rata panel kayu naik 12,2% menjadi Rp 4,3 juta per m3. Volume penjualan engineered door juga turun 6,8% menjadi 37,8 ribu unit, namun harga rata-ratanya meningkat sebesar 17,1% menjadi Rp 1,2 juta per unit. Sedangkan untuk  produk engineered flooring, terjadi kenaikan volume penjualan sebesar 11% menjadi 878,7 ribu m2 dan juga kenaikan harga rata-rata sebesar 20,9% menjadi Rp 364 ribu  per m2.

Total Aset Naik 14,%.

Lebih lanjut Djojo mengungkapkan bahwa sampai akhir September 2014, total aset perseroan mencapai Rp 6,78 triliun atau meningkat sebesar 14,5% dibandingkan pada 31 Desember 2013 yang mencapai Rp 5,92 triliun. Total ekuitas perseroan hingga 30 September 2014 juga mengalami peningkatan sebesar 28,8%,. Laba bruto perseroan pada kuartal III tahun lalu mencapai Rp 738,9 miliar, dan pada kuartal ke III tahun ini mengalami peningkatan sebesar 70% menjadi Rp 1,26 triliun. Dengan demikian margin laba bruto perseroan naik dari 27,6% menjadi 33,7%. Laba usaha perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 111,9% menjadi Rp 829,1 miliar dibanding tahun lalu yang hanya Rp 391,3 miliar. Margin laba usaha juga meningkat menjadi 22,3% dari sebelumnya 14,6%, tutup Djojo Boentoro.(Lukman Hqeem/Agus Budi)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*