Harga Nikel Pulih, Angin Segar bagi INCO

INILAHCOM, Jakarta-Laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diperkirakan meningkat seiring cerahnya prospek harga nikel dunia. Produksi INCO pun bakal digenjot untuk menopang penjualan.

Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe meprediksi harga nikel akan membaik sehingga bisa melepaskan INCO dari dera kerugian.

“Ke depannya dengan makin naiknya harga nikel dunia, diharapkan juga dengan meningkatnya permintaan akan nikel, penjualan INCO bisa meningkat dengan harga jual yang juga naik. Net profit INCO bisa meningkat secara signifikan untuk ke depannya,” ujar dia di Jakarta, Jumat (28/10/2016).

INCO masih membukukan rugi bersih sebesar US$7 juta pada sembilan bulan pertama tahun ini. Kinerja ini masih melorot jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan laba bersih US$51,85 juta. Tetapi jika melihat secara kuartalan, kinerja INCO mulai terlihat pulih.

“Dengan masih rendahnya harga nikel dunia, net profit INCO belum bisa meningkat secara signifikan,” jelas dia.

Kerugian yang terjadi sepanjang tahun ini masih disebabkan karena penurunan pendapatan dan harga jual perseroan. Per September 2016, pendapatan INCO tercatat sebesar US$ 405,45 juta, turun 33% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, arus kas INCO masih cukup kuat. Per September, total kas setara kas perseroan sebesar US$ 200,43 juta.

Managemen INCO mengatakan, ada peningkatan efisiensi dan penurunan beban di Kuartal III 2016. Rata-rata harga nikel di kuartal III tahun 2016 sebesar US$7.694 per ton, lebih tinggi 13% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Namun harga rerata nikel sepanjang tahun sebesar US$7.078 per ton, masih di bawah harga rata-rata tahun lalu yang sebesar US$10.254 per ton. Produksi INCO di Kuartal III juga lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni sebesar 21.744 metrik ton.

Per September, total produksi perseroan masih stabil sebesar 58.000 metrik ton. Dari sisi ongkos, beban penjualan per metrik ton nikel di Kuartal III 2016 turun 4% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ia menambahkan, INCO sudah menghabiskan belanja modal sebesar US$ 10,1 juta di Kuartal III tahun 2016, atau 60% dari total belanja modal yang dieksekusi pada kuartal sebelumnya.

Tahun ini, perseroan masih tetap menargetkan produksi nikel sebesar 80.000 ton nikel. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*