Harga Minyak Turun 22% Selama 2014, Untungkah RI?

Jakarta -Harga minyak dunia masih berada dalam tren menurun. Namun bagi negara seperti Indonesia, penurunan harga minyak adalah hal yang positif karena bisa mengurangi tekanan akibat impor.

Mengutip Reuters, harga minyak jenis light crude berada di posisi US$ 83,25 barel per hari. Sementara harga minyak brent tercatat US$ 84,65 per barel.

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings dalam siaran tertulis yang diterima Kamis (23/10/2014) menyebutkan bahwa harga minyak turun hingga 22% dibandingkan awal tahun atau selama 2014. Ini merupakan penurunan tertajam sejak 2009.

Namun, penurunan harga minyak tidak selamanya buruk. Bagi negara seperti Indonesia, penurunan harga minyak justru bisa berdampak positif.

“Harga minyak yang tengah menurun bisa mengurangi tekanan di negara-negara pengimpor minyak seperti Indonesia dan India. Biaya yang dikeluarkan untuk impor minyak menjadi lebih sedikit,” sebut penyataan Fitch.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor minyak mentah senilai US$ 9,44 miliar selama periode Januari-Agustus 2014. Naik 4,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor minyak mentah mencapai 8% dari total impor Januari-Agustus 2014.

Untuk hasil minyak, termasuk BBM, nilai impor selama Januari-Agustus 2014 tercatat US$ 17,83 miliar. Turun 5,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor hasil minyak mencapai 15% dari keseluruhan impor Januari-Agustus 2014.

(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*