Harga Minyak Susah Ditebak: Di 2008 Masih US$ 140/Barel, Sekarang US$ 30/Barel

Jakarta -Saat ini harga minyak dunia terjun dalam, bahkan sudah menembus di bawah US$ 30/barel. Terakhir harga tertinggi minyak adalah di atas US$ 100/barel pada pertengahan 2014 lalu.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Benny Lubiantara mengatakan, penurunan harga minyak ini melemahkan kegiatan bisnis di sektor migas dunia, termasuk Indonesia. Namun memang, tidak ada yang bisa memprediksikan pergerakan harga minyak secara akurat.

“Harga minyak susah nebaknya karena tidak konsisten, harga minyak sudah $30/barel memprediksi harga minyak susah, sekarang banyak analis ngomong akan $20/barel banyak yg ngmg gitu, dulu 2008 pada $140 juga bilang akan $200, yang terjadi harga minyak drop,” kata Benn dalam acara bincang dengan tema ‘Indonesian Oil and Gas Industry, The Challenges Ahead’ yang diadakan di kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Bincang-bincang ini akan membahas 4 isu utama yaitu:

  • Perkembangan industri migas global
  • Implikasi dari rendahnya harga minyak
  • Tantangan yang dihadapi industri migas sekarang
  • Perspektif mengenai situasi ini dari pandangan IATMI

Soal penurunan harga minyak saat ini, Benny mengatakan ada dua penyebabnya. Pertama adalah pasokan yang berlebih dan turunnya permintaan dunia.

“Pada tahun 1997 harga minyak turun karena krisis keuangan Asia. Di 2001 turun karena pelemahan ekonomi, di 2008 turun karena faktor ekonomi global. Dari 3 kejadian itu, harga minyak turun dan recovery dalam waktu singkat,” ujar Benny.

Untuk situasi sekarang ini, lanjut Benny, mirip dengan pertengahan tahun 1980-an, ketika kelebihan pasokan minyak global karena adanya produsen minyak baru.

“Yang terjadi sekarang juga sama yaitu kelebihan pasokan karena munculnya produsen baru yang menghasilkan shale oil dan juga OPEC memilih tidak menurunkan produksinya. Kenapa sekarang lebih pesimis? Nah sekarang isunya suplai, kelebihan pasokan shale oil dikhawatirkan tidak recovery dengan cepat,” kata Benny.

(dnl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*