Harga minyak sentuh level terendah sejak 2009

JAKARTA. Harga minyak mentah turun hingga ke level US$ 43 per barel, harga ini merupakan yang terendah sejak 2009. Prediksi akan melonjaknya stok minyak Amerika Serikat (AS) dan penguatan dollar menyebabkan harga minyak anjlok.

Mengutip Bloomberg, Selasa (17/3) pukul 15.00 WIB , harga minyak kontrak pengiriman April 2015 di New York Mercantile Exchange turun 0,93% menjadi US$ 43,47 per barel. Selama sepekan harga anjlok 9,98%

Stok minyak mentah Amerika Serikat di prediksi naik dari 3,3 juta barel menjadi 452,5 juta barel minggu lalu. Hal ini berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) AS.

Untuk diketahui, hari ini akan dirilis data cadangan minyak AS.  Sebelumnya data cadangan minyak AS tercatat 4,5 juta barel.

Analis PT Monex Investindo Futures, Faisal mengatakan turunnya harga minyak akibat dua faktor. Pertama makin membludaknya cadangan minyak.

Kedua makin menguatnya dollar AS. “Dua faktor tersebut secara mayoritas masih mempengaruhi,”  kata Faisal

Sementara itu, menurut Analis PT Soe Gee Futures kondisi penurunan harga minyak juga disebabkan belum adanya kesepakatan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) untuk memangkas produksi. “ Akibatnya stok minyak dipasaran makin banyak,” kata Nizar.

Ditambah lagi kemungkinan akan dicabutnya sanksi Iran terkait masalah Nuklir, membuat Negara tersebut akan kembali mengekspor minyak ke pasaran Eropa. Akibatnya pasar berspekulasi bahwa Iran akan turut membanjiri stok minyak dunia.

Nizar memprediksi harga minyak masih berada dalam tren bearish. Menurutnya jika data cadangan minyak AS yang akan dirilis hari ini menunjukkan hasil positif akan semakin memberi tekanan terhadap harga minyak.

Belum lagi ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS menjelang rapat The Fed semakin kencang. Hal ini bisa menguatkan dollar AS dan kembali menekan harga minyak

Sementara itu, Faisal juga memprediksi harga minyak masih dalam tren bearish. “Selama cadangan masih menumpuk dan dollar mahal minyak masih akan dalam tren bearish,” kata 

Belum pulihnya kondisi kondisi Negara pengimpor minyak ditambah dollar AS yang masih kuat mengakibatkan daya beli berkurang . “Akibatnya dari permintaan akan minyak pun turun,” kata dia. 

Tren bearish harga minyak juga didukung oleh kondisi Fundamental  yang belum pulih yaitu permintaan pasar yang lemah dan stok yang masih membludak di pasar. “Harga minyak bisa mencapai level  psikologis US$ 40 jika kondisi ini masih terjadi hingga kuartal 2,” kata Nizar

Menurut Nizar kemungkinan harga minyak untuk rebound sangat kecil. Kalaupun terjadi koreksi dollar akibat The Fed tidak jadi menaikkan suku bunga pun pengaruhnya kecil, perhatian pasar utamanya tetap tertuju pada data cadangan minyak AS.

Faisal pun memprediksi kemungkinan harga untuk rebound juga kecil. “Butuh hasil minus dalam rilis data cadangan minyak AS baru minyak bisa rebound,” kata dia.

Adapun secara Teknikal Faisal memaparkan harga masih dibawah moving average (MA) 50 MA 100 MA 200. Indikator relative strength index (RSI) menunjukkan siap rebound. Indikator Stochastic di level 10, walaupun sudah kondisi oversold belum ada sinyal untuk rebound. Moving average convergance divergence (MACD) minus 1,43 %, mengindikasikan harga berpeluang untuk bearish 

Faisal memprediksi hari ini harga minyak berada dalam kisaran US$ 41,80 – US$ 45,10 per barel. Sementara untuk sepekan harga berada dikisaran US$  40,00 – US$ 46,00 per barel

Nizar memprediksi hari ini harga minyak berada dalam kisaran US$ 42,00 – US$ 46,00 dollar per barel. Sementara untuk seminggu harga berada dalam kisaran US$ 41,00 – US$ 46,00 per barel.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*