Harga Minyak Merosot, Peluang Bagi Perusahaan Migas

Jakarta -Harga minyak dunia terus merosot hingga sempat menyentuh level terendahnya di kisaran US$ 27/barel. Hingga saat ini, harga minyak dunia masih bergerak di bawah US$ 30/barel.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai, penurunan harga minyak tersebut perlu dijadikan momentum baik bagi industri minyak dan gas (migas). Saat harga minyak dunia rendah, perusahaan migas bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menggenjot eksplorasi. Saat harga minyak rendah, ongkos produksi juga bisa lebih murah.

“Nah, kita harus gunakan momentum turunnya harga crude oil ini untuk meningkatkan eksplorasi. Kenapa? Karena seluruh biaya termasuk SDM dan peralatan eksplorasi lagi anjlok-anjloknya,” tegas Rizal saat ditemui di Kementerian Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, rabu 93/2/2016).

Menurutnya, selama ini perusahaan migas di Indonesia sangat minim melakukan eksplorasi karena biaya yang mahal. Dengan momentum harga minyak dunia yang rendah, dimungkinkan untuk bisa meningkatkan produksi minyak di dalam negeri.

“Kita harus menggunakan momentum turunnya harga minyak mentah ini untuk meningkatkan eksplorasi. Karena selama ini, eksplorasi sedikit sekali yang dikerjakan. Selama 10 tahun terakhir konsesi yang dibagi ratusan, tapi dikasih sama orang yang enggak punya network, jaringan, enggak punya modal. Konsesinya dipegang saja dan tidak melakukan eksplorasi,” terang dia.

Saat harga minyak dunia kembali naik, kata Rizal, Indonesia sudah bisa merasakan manfaatnya dari hasil eksplorasi tadi.

“Kita harus ubah sistem insentif di dalam Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) dan bagi hasil ini agar cukup insentif untuk meningkatkan eksplorasi. Nah, nanti pada saat oil kembali naik dalam waktu 2 tahun, kita justru menarik manfaat karena ada peningkatan cadangan,” katanya.

(drk/feb)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*