Harga Minyak Menunjukkan Tren Penurunan

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK — Harga minyak dunia memulai kembali tren penurunan mereka pada Jumat waktu New York atau Sabtu (9/1). Harga minyak turun meski data ketenagakerjaan AS menguat dan volatilitas pasar Cina berkurang.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 11 sen menjadi berakhir di 33,16 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, tingkat terendah sejak Februari 2004.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, patokan minyak mentah Eropa, ditutup pada 33,55 dolar AS per barel, turun 20 sen dari penutupan Kamis. Dalam sepekan untuk pasar, WTI dan Brent keduanya kehilangan sekitar 10 persen.

Kontrak acuan masuk ke wilayah positif beberapa kali pada Jumat menyusul stabilisasi di pasar keuangan Cina setelah beberapa hari bergejolak, dan laporan pertumbuhan lapangan pekerjaan secara tak terduga menguat pada Desember di Amerika Serikat, konsumen terbesar minyak mentah.

“Mungkin ada kasus jangka pendek untuk pemulihan teknis harga, tetapi fundamental tetap sangat ‘bearish’ karena sebagian besar baru-baru ini mengonfirmasikan penambahan dalam persediaan minyak bumi secara keseluruhan untuk pekan yang berakhir 1 Januari,” kata Tim

“Kekhawatiran atas Cina pekan ini telah membuat para investor kembali bertanya-tanya tentang sumber permintaan di masa mendatang untuk komoditas,” kata analis Jasper Lawler di CMC Markets Inggris.

Carl Larry, konsultan minyak dan gas di Frost & Sullivan, melihat kasus untuk pertumbuhan permintaan AS yang lebih besar dalam angka ketenagakerjaan terbaru. “Sekarang ketika Anda melihat bahwa ekonomi AS menambahkan hampir tiga juta lapangan pekerjaan dalam satu tahun terakhir dan 292.000 pada Desember, sepertinya kita akan melihat pertumbuhan permintaan minyak di tahun baru,” katanya.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*