Harga Minyak Mentah Sesi Asia Turun 1 Persen, Data EIA Akan Dicermati

Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan sesi Asia, Rabu (08/02) tergerus peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS dan merosotnya permintaan Tiongkok yang menunjukkan tersirat bahwa pasar minyak mentah global masih kelebihan pasokan meski OPEC berupaya untuk memangkas produksi.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di $ 51,59 per barel, turun 58 sen, atau 1,11 persen.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk harga minyak, diperdagangkan pada 54,63 per barel, turun 42 sen, atau 0,76 persen, dari penutupan sebelumnya.

Para pedagang mengatakan bahwa penurunan tajam datang di belakang kenaikan tak terduga yang besar dalam persediaan minyak mentah dan produk olahan AS, seperti dilansir American Petroleum Institute (API) pada Selasa.

Persediaan minyak mentah naik 14,2 juta barel dalam pekan sampai 3 Februari menjadi 503.600.000 barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 2,5 juta barel.

Persediaan bensin naik 2,9 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 1,1 juta barel.

Di luar Amerika Serikat, ada tanda-tanda lain dari kelemahan pasar. Permintaan minyak Tiongkok 2016 tumbuh di laju paling lambat dalam setidaknya tiga tahun, perhitungan Reuters berdasarkan data resmi menunjukkan.

Pertumbuhan permintaan minyak China turun menjadi 2,5 persen pada 2016, turun dari 3,1 persen pada 2015 dan 3,8 persen pada 2014, dipimpin oleh penurunan tajam dalam konsumsi diesel dan penggunaan bensin turun dari pertumbuhan dua digit.

Perlambatan terjadi karena ekonomi diperluas dengan hanya 6,7 persen pada tahun 2016, laju paling lambat dalam 26 tahun.

Melambatnya permintaan dan persediaan yang tinggi sedang berlangsung merusak upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memangkas produksi oleh hampir 1,8 juta barel per hari pada semester pertama tahun ini untuk menopang harga dan menyeimbangkan pasar.

Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA, yang diindikasikan menurun dibandingkan minggu sebelumnya.

Analis Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan kekuatiran peningkatan pasokan AS dan lemahnya permintaan Tiongkok. NamunĀ  jika malam nanti data EIA terealisir menurun, akan mengangkat harga. Harga minyak mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Support $ 51.10-$ 50.60, dan jika harga berbalik naik akan menembus kisaran Resistance $ 52.10-$ 52.60.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*