Harga Minyak Mentah Sesi Asia Terganjal Kekuatiran Produksi Rusia

Harga minyak mentah tergelincir di perdagangan Asia, Senin (06/03), terganjal kekhawatiran atas kepatuhan Rusia menjalani kesepakatan global untuk mengurangi produksi minyak.

Angka yang dirilis pekan lalu menunjukkan produksi minyak Rusia Februari tidak berubah dari Januari di 11.110.000 barel per hari (bph), data kementerian energi menunjukkan. Hasil ini memperlihatkan keraguan Rusia untuk mengendalikan produksi sebagai bagian dari perjanjian dengan produsen minyak tahun lalu.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI), turun 26 sen, atau 0,49 persen, ke $ 53,07 per barel.

Harga Minyak mentah berjangka Brent turun 23 sen, atau 0,41 persen, ke $ 55,67 per barel.

Harga minyak naik pada Jumat karena dolar melemah sederhana setelah pidato Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen, yang mengusulkan kenaikan suku bunga akan datang pada akhir pertemuan dua hari pada tanggal 15 Maret.

Melemahnya dolar menguatkan harga komoditas, termasuk minyak. Sementara kenaikan suku bunga akan mendukung untuk dolar AS, analis mengatakan kenaikan jangka pendek sudah sebagian besar diperkirakan.

Harga minyak mentah juga didukung oleh berita dari meningkatnya gangguan pasokan di Timur Tengah, ANZ mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Senin.

Juga diikuti keraguan baru atas upaya Libya untuk menghidupkan kembali produksi minyak setelah faksi bersenjata memasuki dua pelabuhan minyak utama pada hari Jumat, mendorong kembali kekuatan untuk menangkap dan membuka kembali terminal pada bulan September.

Namun, angka pengeboran AS menggerogoti dukungan untuk harga minyak. Baker Hughes melaporkan peningkatan jumlah kilang pengeboran ditambahkan oleh pengebor AS pekan lalu. Jumlah itu meningkat 609, tertinggi sejak Oktober 2015 dan jumlah tujuh minggu berturut peningkatan jumlah kilang.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah akan mencermati sentimen perdagangan. Jika kekuatiran ketidakpatuhan kesepakatan pemotongan produksi dan peningakatan produksi AS terus meningkat, akan menekan harga. Namun jika pelemahan dollar AS berlanjut, dapat mengangkat harga. Harga minyak mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Support $ 52.50-$ 52.00, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 53.50-$ 54.00.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*