Harga Minyak Mentah Sesi Asia Merosot Terganjal Keraguan Pemotongan Produksi OPEC

Harga minyak mentah merosot pada perdagangan Rabu (15/02) di sesi Asia terpicu kekhawatiran bahwa produsen OPEC tidak akan mampu mempertahankan kepatuhan yang tinggi sejauh ini dengan pemangkasan produksi yang bertujuan mengekang kelebihan pasokan bahan bakar global.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 37 sen, atau 0,73 persen, pada $ 52,83 per barel.

Harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada $ 55,62 per barel, turun 35 sen, atau 0,63 persen, dari penutupan terakhir.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia setuju pada bulan Desember untuk memotong produksi dengan hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada paruh pertama 2017.

BMI Research mengatakan bahwa berdasarkan pada kepatuhan OPEC sendiri terkait pengurangan produksi yang direncanakan diperkirakan 92,8 persen, produksi turun 1,08 juta barel per hari.

Tapi BMI memperingatkan bahwa tingkat kepatuhan hanya 40 persen oleh Irak, produsen terbesar kedua OPEC, maka yang lain harus melampaui target mereka untuk memenuhi tujuan keseluruhan untuk semester pertama 2017.

Beberapa pedagang mengatakan pemeliharaan lapangan minyak di Timur Tengah mendatang mungkin membantu kelompok mencapai pengurangan produksi.

Namun secara keseluruhan, analis mengatakan pasar minyak tetap baik meskipun pemotongan dipimpin OPEC, sebagian karena kenaikan 6,5 persen dalam produksi minyak AS sejak pertengahan 2016 menjadi 8980000 bph.

Citi Bank AS menurunkan perkiraan harga minyak 2Q 2018 dan 4Q 2018 sebesar $ 1 per barel. Prakiraan Brent untuk 2Q’18 sekarang akan menjadi $ 63 per barel dan untuk 4Q’18 akan menjadi $ 58 per barel untuk memberikan rata-rata kalender $ 60 per barel.

Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah dan persediaan bensin mingguan AS oleh EIA yang diindikasikan menurun.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi turun dengan penguatan dollar AS dan pesimisme kepatuhan pemotongan produksi. Namun jika malam nanti data persediaan mingguan minyak mentah dan bensin terealisir turun, akan mengangkat harga. Harga minyak mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Support $ 52.30-$ 51.80, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 53.30-$ 53.80.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*