Harga Minyak Mentah Naik Terdorong Permintaan Kuat dan Kekuatiran Venezuela

Harga minyak mentah naik pada perdagangan hari Kamis (27/10) di sesi Asia, berputar di sekitar $ 50 per barel, karena keraguan atas kemampuan OPEC untuk mengatur pemotongan produksi, namun permintaan yang kuat dan kekhawatiran atas stabilitas Venezuela menawarkan dukungan kenaikan harga.

Harga minyak mentah berjangka AS WTI berada di $ 49,33 per barel, naik 15 sen atau 0,31 persen dari penutupan sebelumnya.

Harga minyak mentah patokan Internasional Brent diperdagangkan pada $ 50,15 per barel, naik 17 sen atau 0,34 persen dari penutupan terakhir.

Para pedagang mengatakan timbul keraguan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC seperti Rusia akan dapat secara efektif mengkoordinasikan pembatasan produksi untuk menopang harga.

Upaya pemotongan didorong oleh Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, dan saat ini sudah didukung setidaknya oleh Rusia, bukan anggota kartel namun produsen minyak terbesar di dunia.

Namun, produser No.2 OPEC, Irak, telah mengatakan tidak akan memangkas produksi, dengan alasan perlu pendapatan untuk melawan Negara Islam, dan pemerintah berusaha untuk memikat investor untuk meningkatkan produksi lebih dari rekor saat ini 4.430.000 barel per hari.

Di pasar minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) mendapat dukungan dari hasil imbang 553.000-barel pada persediaan minyak mentah ke 468.160.000 barel.

Tetapi beberapa analis mengatakan bahwa penurunan saham adalah meragukan. “Penurunan 553.000 barel pekan lalu berpusat di pantai barat, yang terisolasi dari sisa jaringan. Persediaan benar-benar meningkat sepanjang Timur dan Pesisir Teluk,” kata ANZ Bank.

Di negara anggota OPEC Venezuela, terjadi protes yang semakin keras terhadap pemerintah memicu ketakutan di industri minyak produksi minyak negara itu bisa terpengaruh.

Di Asia, perusahaan minyak S-Oil Korea Selatan mengatakan pada Kamis bahwa mereka memperkirakan permintaan kilang meningkat di wilayah tersebut.

Dengan minyak mentah sebagai bahan baku utama untuk kilang minyak, aktivitas penyulingan yang kuat cenderung mendukung harga minyak mentah.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya akan ada dalam sentimen tarik menarik antara optimisme atau pesimisme rencana pemotongan produksi OPEC. Namun kekuatiran Venezuela dan permintaan meningkat dapat menjadi sentimen pendukung harga. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 49,80 -$ 50,30, sedangkan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 48,80-$ 48,30

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*