Harga Minyak Mentah Naik Terdorong Penurunan Pasokan Bensin AS

Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Kamis dinihari (09/02), terdukung  kenaikan bensin berjangka setelah persediaan bensin mingguan AS turun mengejutkan di luar perkiraan.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir di $ 52,34 per barel, naik 17 sen atau 0,3 persen.

Harga minyak mentah berjangka internasional Brent diperdagangkan pada $ 55,13 per barel pada 14:34 ET (1934 GMT), naik 8 sen, dari penutupan sebelumnya.

Persediaan minyak mentah AS naik 13,8 juta barel pada pekan lalu dengan kilang memotong produksi, sementara persediaan bensin menurun, demikian laporan Administrasi Informasi Energi (EIA). Kenaikan tidak mengejutkan pasar, karena data awal dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa menunjukkan peningkatan yang lebih besar.

Bensin berjangka naik 4,2 persen ke sesi tinggi setelah data EIA menunjukkan penurunan mengejutkan dalam persediaan minggu lalu setelah lima minggu berturut-turut meningkat.

Spread bensin sulingan AS, ukuran kunci margin kilang, melonjak sebanyak 20 persen, persentase kenaikan harian terbesar sejak awal November.

Namun, analis mengatakan pasar bensin tetap kelebihan pasokan.

“Bensin sulingan di pantai timur AS terus menjual dan contango dalam bensin berjangka AS semakin mendalam, mencerminkan kemungkinan bahwa kelebihan akan dibawa ke musim panas,” kata Aspek Energi dalam sebuah catatan.

Analis mengatakan harga bisa stabil dengan pasokan minyak mentah AS mengimbangi pemotongan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara produsen lainnya.

Kenaikan produksi AS tidak mengkhawatirkan OPEC untuk saat ini, Menteri Energi Qatar Mohammed al-Sada mengatakan kepada Reuters, mengatakan “permintaan yang sehat.”

Awal sesi, harga berada di bawah tekanan dari tanda-tanda perlambatan permintaan dari konsumen energi terbesar dunia.

Permintaan minyak Tiongkok 2016 tumbuh dengan kecepatan yang paling lambat dalam setidaknya tiga tahun, perhitungan Reuters berdasarkan data resmi menunjukkan. Terlihat pertumbuhan permintaan minyak Tiongkok turun menjadi 2,5 persen pada 2016, turun dari 3,1 persen pada 2015 dan 3,8 persen pada tahun 2014.

Analis Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi naik dengan menurunnya persediaan bensin AS. Namun  perlu dicermati dollar AS yang jika terus melemah akan mengangkat harga. Harga minyak mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Resistance $ 52.80-$ 53.30, dan jika harga berbalik turun akan menembus kisaran Support $ 51.80-$ 51.30.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*