Harga Minyak Mentah Naik Terbantu Penurunan Persediaan Mingguan AS

Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Kamis dinihari (04/05) setelah pemerintah AS melaporkan penurunan persediaan minyak mentah mingguan, sekelipun masih di bawah perkiraan.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir naik 16 sen atau 0,3 persen, pada $ 47,82 per barel, setelah sebelumnya turun ke level terendah lima minggu di $ 47,30.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 27 sen menjadi $ 50,73 per barel, pada pukul 2:38 waktu ET (1638 GMT).

Harga minyak mentah menguat menyusul keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Administrasi Informasi Energi A.S. (EIA) mengatakan pasokan minyak mentah mingguan turun 930.000 barel menjadi 527,8 juta, kurang dari 2,3 juta barel yang telah diperkirakan.

Data EIA juga menunjukkan pasokan bensin naik sebesar 191.000 barel, yang jauh lebih rendah dari kenaikan 1,3 juta barel yang telah diperkirakan. Namun, permintaan bensin turun 2,7 persen selama empat minggu terakhir dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara pasar tetap terpaku pada produksi A.S., para investor minyak terus mengamati apakah negara-negara produsen telah mematuhi kesepakatan 2016 mereka untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) pada pertengahan tahun ini.

Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa mulai 1 Mei, telah mengurangi produksi lebih dari 300.000 bpd sejak Oktober. Moskow menyumbang produksi terbesar di luar OPEC.

Ini berarti Rusia telah mencapai target pengurangannya sebulan lebih cepat dari jadwal, seperti survei Reuters terbaru mengenai produksi OPEC yang menunjukkan bahwa kepatuhan telah turun sedikit.

Perlakuan OPEC terhadap kesepakatan pemotongan produksi turun menjadi 90 persen dari 92 persen yang direvisi pada bulan Maret terutama karena Angola memompa lebih banyak minyak mentah dan produksi yang lebih tinggi dari perkiraan dari Uni Emirat Arab, menurut survei Reuters.

Sebuah resolusi akan membantu kemungkinan meningkatkan produksi minyak Libya yang secara teratur telah terkungkung selama konflik. Pada hari Senin, National Oil Corporation Libya melaporkan produksinya naik ke level tertinggi sejak Desember 2014.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi lemah jika penguatan dollar AS berlanjut. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 47,30-$ 46,80, dan jika harga bergerak naik akan menguji kisaran Resistance $ 48,30-$ 48,80.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*