Harga Minyak Mentah Naik 1,6 Persen, Tertinggi 1 Bulan

Harga minyak mentah pada akhir perdagangan Rabu dinihari (05/04) naik ke dekat satu bulan tertinggi terpicu ekspektasi penurunan produksi dan persediaan minyak mentah AS melebihi berita dari produksi Libya yang lebih tinggi.

Harga minyak mentah berjangka AS berakhir naik 79 sen atau 1,6 persen, pada $ 51,03 per barel.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 95 sen, atau 1,8 persen, ke $ 54,07 per barel pada 02:33 (1833 GMT).

Kedua kontrak mencapai tingkat tertinggi sejak 8 Maret. Minyak mentah mencapai posisi terendah empat bulan akhir bulan lalu tapi telah pulih 8 persen sejak saat itu dengan harapan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya akan menurunkan produksi di bawah kesepakatan yang dicapai tahun lalu.

Permintaan naik menjelang musim panas di pasar-pasar utama, termasuk Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, di mana analis memperkirakan data industri minggu ini akan menunjukkan penurunan persediaan minyak.

Persediaan produksi minyak mentah dan minyak AS mungkin jatuh pekan lalu setelah naik selama dua minggu berturut-turut, survei Reuters menunjukkan.

Namun persediaan global masih tinggi. Analis mengatakan OPEC memerlukan lebih lama dari yang diharapkan untuk memperketat pasar minyak namun data terbaru menunjukkan proses itu sekarang berjalan dengan baik.

Produksi minyak mentah Libya meningkat setelah perusahaan milik negara National Oil Corp mengangkat force majeure pada beban minyak Sharara dari terminal Zawiya, sumber mengatakan kepada Reuters.

Dinihari tadi, setelah pasar minyak AS tutup, American Petroleum Institute (API) melaporkan data persediaan terbaru untuk pekan yang berakhir 31 Mar membukukan penurunan 1,83 juta barel. Hasil ini menyusul peningkatan dari 1,91 juta barel minggu lalu dan hanya penurunan ke 3 dalam 3 bulan terakhir. Perkiraan konsensus adalah untuk penurunan kecil di persediaan mingguan sekitar 0,3 juta barel.

Persediaan bensin mencatat hasil penurunan 2,56 juta barel setelah menurun 1,10 juta barel minggu lalu. Persediaan distilat menurun 2,09 juta barel, sangat mirip dengan hasil penurunan yang tercatat minggu sebelumnya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik terpicu penurunan persediaan mingguan minyak mentah AS yang dilaporkan API. Harga minyak mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Resistance $ 51.50-$ 52.00, dan jika harga turun akan menembus kisaran Support $ 50.50-$ 50.00.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*