Harga Minyak Mentah Melemah Lagi di Sesi Asia

Harga minyak mentah pada hari Selasa (06/06) di sesi Asia kembali meluncur dari sesi sebelumnya, dilanda kekhawatiran bahwa keretakan politik antara Qatar dan beberapa negara Arab akan merongrong upaya yang dipimpin oleh OPEC untuk memangkas kelebihan produksi.

Demikian juga kenaikan yang terus berlanjut di produksi A.S. juga menyeret harga patokan minyak mentah.

Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) turun 21 sen atau 0,44 persen menjadi $ 47,19 per barel. Itu turun lebih dari 7,5 persen dari 25 Mei.

Harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada $ 49,26 per barel, turun 21 sen atau 0,42 persen. Itu lebih dari 8 persen di bawah 25 Mei, ketika sebuah kebijakan yang dipimpin OPEC untuk mengurangi produksi minyak diperpanjang hingga kuartal pertama 2018.

Kekuatan terbesar dunia Arab memutuskan hubungan dengan Qatar pada hari Senin, menuduhnya mendukung militan Islam dan Iran.

Langkah-langkah yang dilakukan termasuk menutup hubungan transportasi dengan Qatar dan mencegah kapal-kapal yang datang dari atau menuju ke negara kecil yang semenanjung. Itu termasuk pelabuhan dan docking area Fujairah, di Uni Emirat Arab, yang digunakan oleh kapal tanker minyak dan gas alam cair (LNG) Qatar untuk mengambil bahan bakar pengiriman baru.

Dengan kapasitas produksi sekitar 600.000 barel per hari (bpd), jajaran produk mentah Qatar tampil sebagai salah satu yang terkecil di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, namun ketegangan di dalam kartel dapat melemahkan kesepakatan pasokan yang ditujukan untuk mendukung harga.

Meskipun Qatar adalah produsen minyak yang relatif kecil, negara-negara OPEC lainnya dapat melihat tindakan semacam itu sebagai alasan untuk berhenti menahan produksinya sendiri, kata para pedagang.

Kekhawatiran akan prospek dorongan OPEC untuk mengendalikan produksi datang di tengah persediaan yang meningkat dari tempat lain, terutama Amerika Serikat.

Produksi minyak mentah A.S. telah melonjak lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai 9,34 juta barel per hari (bpd), tingkat yang dekat dengan produsen utama Rusia dan Arab Saudi.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi turun dengan keraguan berjalannya kesepakatan pemotongan produksi OPEC dan peningkatan produksi AS. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 46,70-$ 46,20, dan jika harga naik akan menguji kisaran Resistance $ 47,70-$ 48,20.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*