Harga Minyak Mentah Anjlok Lebih 5 Persen Tergerus Lonjakan Pasokan AS

Harga minyak mentah anjlok lebih dari 5 persen pada akhir perdagangan Kamis dinihari (09/03), mencapai terendah tiga bulan, setelah Departemen Energi AS melaporkan peningkatan yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan pada persediaan minyak mentah mingguan AS.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate berakhir anjlok $ 2,86, atau 5,4 persen, pada $ 50,28, menandai hari terburuk untuk minyak dalam 13 bulan. WTI mencapai level terendah sejak 15 Desember.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun $ 2,89, atau 5,2 persen, pada $ 53,03 per barel pada 02:35 ET (1935 GMT). Kontrak tersebut sebelumnya jatuh ke harga terendah sejak 8 Desember.

Kenaikan besar ini semakin memicu kekhawatiran bahwa banjir pasokan bisa bertahan bahkan saat OPEC berusaha untuk menopang harga dengan pemotongan produksi.

Persediaan minyak mentah AS naik 8,2 juta barel dalam pekan yang lalu, lebih dari empat kali lipat ekspektasi analis untuk peningkatan 2 juta barel, seperti kilang memangkas produksi dan impor naik, data dari Energy Information Administration menunjukkan.

Harga telah melemah sebelumnya setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan akhir dari persediaan Selasa naik lebih dari perkiraan 11,6 juta barel pekan lalu.

Bensin berjangka AS berbalik negatif setelah naik sebanyak 1,5 persen menyusul data EIA menunjukkan penurunan mingguan terbesar dalam persediaan sejak 2011.

Hasil ini merupakan kenaikan mingguan kesembilan berturut-turut dalam pasokan minyak mentah AS. Pasar juga khawatir tentang aktivitas pengeboran AS bangkit kembali.

Pada hari Selasa, EIA memperkirakan prospek bulanan terbaru produksi minyak mentah AS pada tahun 2017 akan naik 330.000 barel per hari menjadi 9,21 juta barel per hari, naik lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Harga minyak telah didukung oleh pengurangan pasokan yang dimulai pada 1 Januari oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak ditambah Rusia dan non-anggota lain. Data telah menunjukkan kepatuhan tinggi dalam kesepakatan.

Menteri Perminyakan Kuwait Essam Al-Marzouq mengatakan pada Rabu bahwa kepatuhan OPEC dengan pemotongan produksi minyak berada di 140 persen pada Februari, sementara kepatuhan anggota non-OPEC berada pada 50-60 persen.

Total penurunan produksi yang telah melampaui 1,5 juta barel per hari (bph) dari hampir 1,8 juta barel per hari dari yang dijanjikan, demikian pernyataan Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih, Selasa. Dia mengatakan hasil melebihi harapan pasar yang rendah.

Juga mendukung harga minyak, impor minyak mentah Tiongkok naik pada bulan Februari ke level tertinggi kedua pada rekor.

Faktor lain yang menekan harga minyak adalah ekspektasi kenaikan suku bunga AS minggu depan, yang mengangkat dolar terhadap sekeranjang mata uang, membuat minyak yang berdenominasi dollar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah akan bergerak lemah dengan peningkatan produksi mingguan AS melebihi perkiraan. Harga minyak mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Support $ 49.80-$ 49.30, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 50.80-$ 51.30.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*